Wakil Komandan Satgas Karhutla Riau, Edwar Sanger menyatakan dua helikopter bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tersebut fokus menjatuhkan bom air di Kota Pekanbaru dan Kabupaten Kampar.
Lokasi kebakaran lahan gambut di Pekanbaru di Jalan Riau Ujung, Kecamatan Payung Sekaki. Beberapa titik api bermunculan di daerah itu sejak akhir pekan lalu dan belum bisa dikendalikan sepenuhnya oleh petugas pemadam di darat.
Luas kebakaran di Payung Sekaki diperkirakan mencapai 40 hektare. Helikopter terlihat bolak-balik menjatuhkan air (water bombing) dari udara di lahan yang terbakar.
"Untuk di Kabupaten Kampar, heli melakukan water bombing di Kecamatan Tambang," ujar Edwar kepada wartawan.
Baca juga: Satgas terbangkan empat helikopter atasi kebakaran hutan
Upaya pemadaman dari udara membantu personil gabungan di Satgas Darat yang terus berjibaku melakukan pemadaman.
Tim udara dan darat masih terus bekerja agar kebakaran tidak meluas," katanya.
Selain upaya pemadaman dari darat dan udara, lanjutnya, Satgas Riau juga terus melakukan teknologi modifikasi cuaca dengan menyemai awan untuk menimbulkan hujan buatan.
Lokasi penyemaian menggunakan pesawat Cassa 212 TNI AU berlangsung di Kabupaten Pelalawan dan Indragiri Hulu (Inhu). Pesawat tersebut membawa 800 kilogram garam bahan untuk menyemai awan.
Pada Senin sore, sejumlah daerah mengalami hujan. Lokasi tersebut diantaranya adalah di Kabupaten Siak, Kepulauan Meranti, Pelalawan, dan Inhu. Hujan turun dengan intensitas sedang hingga deras di daerah yang ada titik api.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru mencatat pada Senin satelit Terra Aqua mendeteksi 28 titik panas (hot spot) di Riau yang jadi indikasi awal karhutla. Titik panas tersebar di sembilan daerah.
"Titik panas terbayak ditemukan di Kabupaten Pelalawan dengan jumlah tujuh titik dan Kabupaten Inhu dengan jumlah enam titik," kata Staf Analisis BMKG Pekanbaru, Mia Vadila.
Selain itu titk panas lainnya tersebar di Kabupaten Bengkalis empat titik, Kampar tiga titik. Kabupaten Rohil, Inhil dan Kota Pekanbaru masing masing dua titik, serta Kabupaten Siak dan Kuansing masing masing satu titik.
"Kondisi udara Pekanbaru kabur, artinya partikel uap air tercampur oleh asap (karhutla)," katanya.
Status Darurat Pencemaran Udara akibat asap Karhutla di Riau sudah berakhir pada 30 September lalu. Meski begitu, Riau masih dalam status siaga darurat Karhutla hingga akhir Oktober tahun ini.
Baca juga: Ekspedisi Melawan Asap beri layanan kesehatan Satgas karhutla Riau
Baca juga: Karhutla meluas, satgas terhambat kondisi 4 heli
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019