• Beranda
  • Berita
  • Strategi Harley-Davidson LiveWire tersandung masalah harga

Strategi Harley-Davidson LiveWire tersandung masalah harga

8 Oktober 2019 13:10 WIB
Strategi Harley-Davidson LiveWire tersandung masalah harga
Harley-Davidson LiveWire (Shutterstock)
Perusahaan sepeda motor besar Harley-Davidson Inc berharap dapat memperbaiki kinerja penjualan yang menurun melalui produk sepeda motor listrik Harley LiveWire yang menyasar segmen konsumen generasi muda.

Namun strategi Harley tersandung masalah harga. Sepeda motor LiveWire yang menyasar anak muda justru dibanderol 29.799 dolar AS (Rp422 juta) di diler Amerika Serikat, dilansir Reuters, Senin (7/10).

Harga sepeda motor itu hampir menyamai mobil listrik Tesla Model 3, yang dianggap tidak pas dengan kantong anak muda.

Sebaliknya, sejak Harley membuka pemesanan di AS pada Januari 2019, pembeli justru datang dari kalangan dewasa berstatus kelompok ekonomi mapan, menurut wawancara Reuters kepada 40 dari 150 diler Harley.

Harley dalam beberapa tahun belakangan gagal meningkatkan penjualan di Amerika Serikat. Padahal Negeri Paman Sam adalah penyumbang setengah penjualan Harley.

Chief Executive Officer Matt Levatich pada Februari 2018 mengatakan LiveWire menawarkan pengalaman berkendara baru untuk pemilik Harley, yakni tanpa persneling dan kopling.

Levatich mengatakan motor menyasar generasi muda guna memecahkan masalah demografis Harley yang biasanya dibeli kalangan tua yang mapan.

"Ini lebih tentang abad berikutnya daripada abad saat ini," katanya saat itu.

Sayangnya, para perwakilan diler yang diwawancarai Reuters mengatakan pemesanan di lapangan tidak sesuai dengan harapan petinggi Harley.

"Ini menarik untuk demografi yang sedang menanjak," kata Gennaro Sepe, manajer penjualan di diler Harley di Chicago.

Gennaro mengatakan dilernya cuma menerima empat pemesanan sepeda motor setelah proses pemesanan dibuka pada awal tahun ini.

Di sisi lain, pihak Harley menolak mengomentari pemesanan LiveWire.

Sebuah survei yang melibatkan pengendara sepeda motor berusia milenial di AS yang dirilis Februari 2019 oleh Dewan Industri Sepeda Motor AS, menemukan 69 persen pengendara tertarik pada sepeda motor listrik.

Namun ketertarikan itu tidak berbuah penjualan karena masalah harga.

"Permintaan sangat tinggi," kata seorang manajer penjualan di sebuah diler New Jersey, yang menolak disebutkan. "Tapi begitu sampai pada penetapan harga, mereka membatalkannya".

Pengeluaran yang tinggi untuk kalangan muda di AS menjadi faktor penghambat. Apalagi Harley tidak memberikan insentif pembelian kepada konsumen muda yang menjadi target penjualan mereka, demikian Reuters.

 Baca juga: Mengenal Harley-Davidson listrik LiveWire

Baca juga: Harley-Davidson serius garap skuter listrik

 

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019