"Saya berharap sebelum akhir tahun masih ada satu lagi yang menjadi unicorn. Tunggu saja," kata Rudiantara saat ditemui di acara Bukalapak, Selasa.
Baca juga: 20 persen "startup" binaan SBM-ITB raih pendanaan dari investor
Rudiantara enggan menyebutkan siapa calon unicorn berikutnya, namun, secara tidak langsung memberi gambaran bahwa unicorn berikutnya berasal dari sektor pendidikan.
"Logikanya, kita belanja pendidikan 500 triliun setahun, satu persen saja sudah 5 triliun. Kalau gross merchandise volume (GMV) 5 triliun, satu tahun sudah cukup besar," kata Rudiantara.
Platform pembayaran digital OVO, meskipun perusahaan tidak mengonfirmasi kebenaran kabar tersebut, baru saja menjadi unicorn kelima di Indonesia, menyusul Tokopedia, Traveloka dan Bukalapak. Sementara, Gojek, sudah bertitel decacorn, satu tingkat di atas unicorn.
Baca juga: OVO tanggapi kabar titel unicorn
Baca juga: Menkominfo pastikan OVO jadi unicorn
"Saya berharap ada lagi (unicorn) sebelum akhir tahun," kata Rudiantara.
Dalam wawancara tersebut, Rudiantara menyatakan semula menargetkan Indonesia memiliki tiga unicorn, namun, entah mengapa, dia mengingatnya lima target unicorn di Indonesia.
"Tapi karena sudah biasa sebut lima, ya sudah lima saja. Alhamdulillah sudah tercapai," kata dia.
Situs CB Insight memuat daftar unicorn di dunia, melaporkan OVO memiliko valuasi sebesar 2,9 miliar dolar pada Maret 2019.
Baca juga: Menristekdikti targetkan Indonesia miliki 4.900 startup pada 2024
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2019