Komite Buku Nasional (KBN) menyebutkan pada tahun ini 26 penulis akan mengikuti program residensi kepenulisan untuk meningkatkan kapasitas dan jejaring mereka.Saat residensi itu, kami meminta mereka untuk membuka jejaring dengan penerbit di negara itu
"Pada tahun ini ada 26 penulis yang mengikuti residensi yang dilakukan di sejumlah daerah di Tanah Air dan luar negeri untuk meningkatkan jejaring dan kapasitas mereka," ujar Ketua KBN Laura Bangun Prinsloo di Jakarta, Selasa.
Dia menjelaskan residensi merupakan fasilitas yang diberikan untuk menyelesaikan karya dari penulis tersebut. Dalam program residensi tersebut, para penulis akan melakukan riset.
"Saat residensi itu, kami meminta mereka untuk membuka jejaring dengan penerbit di negara itu," kata dia.
Laura memberi contoh terkait dengan Martin Aleida yang menerbitkan buku di Indonesia dan juga di negara tempatnya residensi pada waktu yang bersamaan.
Selain itu, katanya, komikus Andik Prayogo yang juga menerbitkan buku di Tanah Air dan Jepang pada saat bersamaan.
"Hal itu karena mereka membuka jejaring dengan penerbit di negara tersebut," kata dia.
Pembiayaan residensi melalui skema Beasiswa Unggulan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Laura berharap, program residensi itu bisa meningkatkan kualitas buku-buku karya penulis di Tanah Air, sehingga menarik minat penerbit luar negeri untuk membeli hak cipta penulis lokal.
Baca juga: Kelemahan penulis Indonesia disebut terkait soal riset
Baca juga: Joko Pinurbo: penulis harus bangga gunakan Bahasa Indonesia
Baca juga: Pajak penulis dituding hambat pertumbuhan literasi di Indonesia
Pewarta: Indriani
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019