• Beranda
  • Berita
  • Akademisi ingatkan pentingnya inovasi produk pangan

Akademisi ingatkan pentingnya inovasi produk pangan

8 Oktober 2019 18:52 WIB
Akademisi ingatkan pentingnya inovasi produk pangan
Dokumentasi foto - Pengunjung menyaksikan pameran produk pertanian di arena Gelar Promosi Agribisnis (GPA) Soropadan VIII di komplek Agro Center Soropadan, Pringsurat, Temanggung, Jawa Tengah, Kamis (26/7). GPA Soropadan VIII kali ini diikuti oleh ratusan peserta pelaku bisnis pertanian dari seluruh wilayah di Jawa Tengah yang mengusung tema "Modernisasi Pertanian Jateng Menuju Kedaulatan Pangan". ANTARA FOTO/Anis Efizudin/tom/18.

Teknologi pangan berperan penting dalam menunjang inovasi guna menghadirkan produk pangan yang mengikuti perkembangan dan kebutuhan manusia.

Akademisi dari Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto, Jawa Tengah,  Kavadya Syska mengingatkan pentingnya inovasi produk pangan untuk menghadirkan berbagai produk terbaru sesuai perkembangan zaman.

"Teknologi pangan berperan penting dalam menunjang inovasi guna menghadirkan produk pangan yang mengikuti perkembangan dan kebutuhan manusia," katanya di Purwokerto, Selasa.

Kavadya Syska yang merupakan Koordinator Program Studi Teknologi Pangan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto tersebut mengatakan dengan teknologi pangan yang terus dioptimalkan maka inovasi produk pangan akan terwujud.

"Teknologi pangan dibutuhkan untuk mengambil manfaat semaksimal mungkin sekaligus meningkatkan nilai tambah dari bahan pangan. Teknologi pangan itu mempelajari tentang sifat fisik, mikrobiologi dan kimia dari bahan pangan serta proses dalam mengolah bahan pangan tersebut," katanya.

Baca juga: Pemborosan pangan terjadi karena kurang pengetahuan proses produksi

Misalkan, kata dia, teknologi pangan dalam bentuk teknik pengawetan bahan pangan "Teknologi pangan juga digunakan untuk mengawetkan bahan pangan, misalnya pengawetan hasil tangkapan ikan sehingga bisa lebih awet dan tidak membuat para nelayan merugi karena hasil ikan tangkapan mereka belum habis terjual sesudah hari penangkapan ikan tersebut," katanya.

Para nelayan, kata dia, dapat memanfaatkan teknologi pangan dengan metode pendinginan ikan menggunakan suhu antara minus 4 derajat celcius hingga 0 derajat celcius
.
"Dengan demikian, manfaat ikan bagi kesehatan manusia bisa dirasakan seluruh masyarakat dengan merata," katanya.

Dia menambahkan, teknik pengawetan yang dihasilkan dari teknologi pangan akan membuat berbagai bahan pangan bisa didistribusikan dengan baik, dengan jangkauan yang luas sampai ke seluruh dunia.

"Akhirnya makanan khas sebuah negara bisa dinikmati juga di negara lain, selain itu, manfaat olahan pangan setengah jadi juga bisa digunakan untuk membantu kehidupan manusia menjadi lebih baik," katanya.
Baca juga: Stok pangan kota Bandung masih aman selama musim kemarau

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019