Puluhan ton ikan tambak di Sungai Banjarmasin, Kalimantan Selatan dilaporkan telah mati dalam pekan ini diduga karena kadar air sungai yang berubah tinggi.Ini tidak hanya soal penanganan pencemaran, tapi juga perhatian terhadap para petani yang rugi besar juga harus ditolong
Pemerhati lingkungan yang juga mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin, Hamdi di Banjarmasin, Selasa, menyatakan bahwa kondisi itu bila tidak segera ditangani akan membuat pencemaran Sungai Banjarmasin, khususnya Sungai Martapura.
Ia menyatakan keprihatinannya terhadap kejadian banyaknya kematian ikan tambak ini, namun juga mengkhawatirkan akan dampaknya bagi lingkungan.
Karena itu, ia meminta pemerintah kota untuk secepatnya melakukan penanganan, yakni, membantu para petani mengangkat ikan mati tersebut dari air.
"Ikan-ikan mati itu harus segera diangkat dari air, pemerintah kota bisa membantu para petani untuk membuangnya ke tempat aman," katanya.
Sebab, kata dia, Sungai Martapura khususnya, menjadi sumber kehidupan, karena airnya diolah menjadi air bersih yang dikonsumsi masyarakat.
Menurut dia, kejadian itu disebutnya luar biasa, karena baru pertama kalinya terjadi, yakni sebegitu besar kematian ikan tambak secara bersamaan, hingga membuat para petaninya rugi besar.
"Ini tidak hanya soal penanganan pencemaran, tapi juga perhatian terhadap para petani yang rugi besar juga harus ditolong," katanya.
Salah seorang petani tambak ikan di Sungai Martapura bernama Ahmad menyatakan, ikan-ikannya mati sejak Kamis (3/10) hingga kini, yakni, sekitar satu ton.
Apa boleh buat, lanjut dia, ikan-ikan jenis ikan bawal tersebut tidak mungkin lagi dijual, hingga terpaksa dibuangnya.
Wakil Ketua Gapoktan Tambak Ikan Banua Anyar Sungai Martapura, Habhan mengatakan bahwa dari 600 tambak milik 70 petani yang ada di sana, 400 tambak berisi ikan bawal yang sudah siap panen, namun tiba-tiba mati.
"Jadi ikan tambak kelompok kita yang mati ini sekitar 80 ton, kerugian kita mencapai Rp1,2 miliar," katanya.
Mereka tidak mengetahui apa yang terjadi sehingga puluhan ton ikan itu mati secara tiba-tiba.
Pihaknya hanya bisa menerka-nerka kejadian itu akibat kondisi air yang buruk. Selebihnya mereka tidak pernah mendapat informasi yang jelas dari instansi terkait.
Ribuan Ekor Ikan di Sungai Martapura Mati
Habhan menceritakan, kejadian ini bermula dari kondisi air asin akibat kemarau yang melanda Banjarmasin. Namun , kondisi itu tidak terlalu berdampak buruk.
"Kalau air asin bawal masih bisa bertahan, paling nafsu makan saja yang kurang," jelasnya.
Namun, sepekan terakhir nafsu makan ikan meningkat seiring turunnya air hujan dari wilayah hulu. Para petani pun memberi makan secara normal. Tetapi, tiba-tiba saja sejak Kamis hingga Sabtu ikan yang siap panen itu mati.
Habhan berharap, pemerintah bisa memberikan solusi terkait matinya ikan-ikan ini. Apalagi hingga saat ini mereka tak pernah mendapatkan pembinaan, ataupun sekedar informasi terkait kondisi air.
"Memang tidak pernah sama sekali ditengok. Kami juga meminta setidaknya ada informasi kondisi air saat ini bagaimana. Setidaknya seandainya ada informasi kami bisa meminimalisasi kerugain," katanya.
Baca juga: Kadar garam sungai Martapura masih tinggi meski ada hujan
Baca juga: Sungai Martapura mulai terkena intrusi air laut
Baca juga: Kualitas air baku Sungai Martapura Banjarmasin kian buruk
Pewarta: Sukarli
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019