"Kira-kira tanggal 10 Oktober nanti kita akan pulangkan, tetapi itu masih tentatif," kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha saat ditemui wartawan di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Keluarga korban jembatan runtuh Taiwan masih tunggu kepulangan jenazah
Kemlu telah berkoordinasi dengan Kementerian Ketenagakerjaan serta Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) untuk pemulangan jenazah tiga WNI yang sebelumnya bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) di Taiwan itu.
Ketiga jenazah ABK yang bernama Wartono (29), Ersona (32), dan Mohamad Domiri (28) telah disalatkan di Chungli, pada 5 Oktober lalu.
Salat jenazah oleh Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Taiwan dihadiri oleh Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei Didi Sumedi, serta perwakilan keluarga dan kerabat korban.
Warga NU di Taiwan sebelumnya juga memandikan dan mengkafani ketiga jenazah WNI tersebut.
Baca juga: KDEI Taipei fasilitasi pemulangan tiga jenazah ABK
Pemulangan ketiga jenazah WNI tersebut dijadwalkan pada 10 Oktober 2019. KDEI Taipei juga akan memfasilitasi penjemputan dan pengantaran jenazah dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, menuju kampung halaman mereka masing-masing di Cirebon, Indramayu, dan Pemalang.
Selain tiga WNI yang meninggal dunia, terdapat empat ABK WNI lain yang terluka akibat runtuhnya jembatan yang menimpa beberapa kapal pencari ikan yang sedang berlabuh di bawahnya.
Dua di antara ABK tersebut masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Saint Mary Cabang Luodong, Kota Yilan, yaitu Winanto dan Jaedi bin Karmin.
Baca juga: KDEI kirim tim tangani WNI korban jembatan ambruk Taiwan
Jaedi mengalami luka pada pergelangan tangan kiri dan telah menjalani operasi sehingga tinggal menunggu proses pemulihan.
Sementara Winanto yang cedera pembengkakan otak, sampai sekarang masih belum sadarkan diri.
KDEI Taipei terus memantau kondisi korban yang masih dirawat di rumah sakit serta secara intens menghubungi pihak keluarga di Indonesia.
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019