Kelima pemerintah daerah tersebut adalah Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Sanggau, Kota Kediri, Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Gianyar.
"Selain peduli budaya, pemerintah daerah yang terpilih haruslah bebas korupsi dan mengalokasikan APBD-nya untuk memajukan kebudayaan," kata Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Nadjamuddin Ramly saat konferensi pers di Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan banyak pemerintah daerah yang sudah berkali-kali ikut nominasi belum terpilih sebagai penerima Anugerah Budaya, maka mereka harus terus meningkatkan performanya sesuai standar yang telah ditentukan.
Baca juga: Purwa Tjaraka: Anugerah Budaya apresiasi pemerintah untuk kebudayaan
Tak hanya pemerintah daerah, komunitas-komunitas yang aktif dalam kebudayaan juga akan menerima anugerah tersebut, di antaranya Kasepuhan Ciptagelar, Keluarga Kerukunan Tabut, Komunitas Barapan Kebo, Jember Fasjion Carnaval, Komunitas Kaharingan, Pondok Seni dan Budaya Budiardjo dan Salihara.
Musisi Gilang Ramadhan yang menjadi tim penilai untuk kategori komunitas mengatakan sulit untuk memilih komunitas mana yang dipilih untuk menerima penghargaan tersebut.
Dalam penilaian juga kerap terjadi perdebatan mana komunitas yang harusnya dipilih untuk menerima penghargaan tersebut.
"Komunitas tersebut harus punya dampak besar bagi kelompoknya dan juga perekonomian daerah. Untuk menentukannya maka dibutuhkan observasi yang detail dan kritis," kata dia.
Sebanyak 59 pegiat kebudayaan baik perorangan mau pun komunitas akan menerima Anugerah Kebudayaan dan penghargaan khusus untuk lima orang Maestro Seni Tradisi Tari.
Baca juga: 59 pegiat kebudayaan akan terima Anugerah Kebudayaan 2019
Penghargaan itu akan diberikan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy pada Kamis (10 Oktober 2019) di Istora Senayan.
Pemberian anugerah itu akan ada dalam satu rangkaian Pekan Kebudayaan Nasional.
Malam anugerah kebudayaan Indonesia adalah bagian dari penghargaan tertinggi kepada para budayawan yang telah berprestasi dan memberikan kontribusi dan kesinambungan terhadap kebudayaan Indonesia.
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019