Pembukaan klinik itu menyusul demonstrasi anarkis yang berujung kerusuhan di kabupaten tersebut pada Senin (23/9) lalu.
"IDI Kota Jayapura bekerjasama dengan Wali Kota Jayapura membuka poliklinik untuk pelayanan kesehatan pengungsi di Tongkonan, Kotaraja," kata Ketua IDI Kota Jayapura, dr Samuel Madi Padang Baso di Jayapura, Selasa.
Baca juga: IDI Jayapura salurkan bantuan untuk pengungsi Wamena
Dua dokter umum dan sepuluh perawat selalu siaga di Tongkonan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada pengungsi. Petugas kesehatan memberikan pelayanan setiap hari selama masih ada pengungsi.
"Kalau ada pengungsi yang sakit kita rawat gratis dengan bantuan dari Pemerintah Kota Jayapura dan itu sudah berjalan," ujarnya.
Dari pelayanan kesehatan yang dilakukan, kata dia, pengungsi kebanyakan kelelahan, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), dan demam, tidak ada penyakit yang berat.
"Kami harapkan pengungsi tetap sehat dan kembali beraktivitas, dan dia tidak stres. Kita harapkan ke depan peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi sehingga betul-betul cinta damai itu terjadi di Papua, bukan hanya slogan," katanya.
Baca juga: PKG PAUD ajar anak-anak pengungsi Wamena
Ia menambahkan, peristiwa ini agar tidak terjadi lagi, karena merugikan warga tidak hanya di Papua tetapi seluruh warga Indonesia.
Demonstrasi yang berujung kerusuhan di Wamena, pada Senin, 23 September 2019 itu menyebabkan 33 orang meninggal dunia, baik warga pendatang maupun warga Papua.
Pendemo juga merusak dan membakar ratusan bangunan milik pemerintah maupun swasta di daerah tersebut.
Kini pemerintahan mulai berangsur normal, jumlah pengungsi sangat fluktuatif karena adanya penambahan dari kabupaten tetangga, masyarakat yang akan ke luar dari Wamena juga masih cukup tinggi.
Baca juga: Yayasan sosial WVI bantu trauma healing anak-anak Wamena
Baca juga: 2.600 pengungsi Wamena masih di tampung di Tongkonan
Pewarta: Musa Abubar
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019