• Beranda
  • Berita
  • Luhut yakini Indonesia bakal jadi "global supply chain" mobil listrik

Luhut yakini Indonesia bakal jadi "global supply chain" mobil listrik

9 Oktober 2019 12:53 WIB
Luhut yakini Indonesia bakal jadi "global supply chain" mobil listrik
Menko Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Harus melakukan transfer teknologi kepada pegawai asal Indonesia, menggunakan pegawai lokal sebanyak mungkin dan harus membangun industri dari hulu ke hilir

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan optimistis Indonesia akan menjadi bagian dari global supply chain atau rantai pasok dunia dalam lima tahun ke depan, khususnya terkait industri kendaraan listrik.

Hal itu disampaikan Menko Kemaritiman Luhut B Pandjaitan di Singapura, Selasa (8/10), di sela pertemuan tahunan Leader's Retreat, di mana ia mendampingi Presiden Jokowi.

"Saya optimistis Indonesia bisa menjadi bagian dari global supply chain dalam kurun waktu lima tahun. Sebanyak 70 persen bahan baku baterai lithium ada di Indonesia. Untuk mobil listrik, Indonesia bisa memproduksi ban sendiri karena kita kaya akan karet dan juga ada tambang timah," kata Luhut Pandjaitan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Ia mengakui Indonesia agak terlambat menyadari bahwa selama ini tidak menjadi bagian dari pemain global dalam sistem rantai pasok. Padahal, sebagai produsen terbesar hasil tambang, idealnya Indonesia bisa menentukan harga komoditas tersebut.

Baca juga: Pabrik Esemka nampaknya terus produksi, wartawan dilarang masuk

Sekarang ini, menurut Luhut Pandjautan, Indonesia tidak lagi fokus pada ekspor komoditas, tapi mengolah komoditas tersebut di dalam negeri lalu diekspor. "Masyarakat Indonesia harus bisa menikmati nilai tambah dari hasil buminya," katanya.

Lebih lanjut, mantan Menko Polhukam itu pun mengaku terbuka pada investasi asing, asalkan memenuhi empat syarat yakni membawa teknologi ramah lingkungan, melakukan transfer teknologi, menggunakan tenaga kerja lokal sebanyak-banyaknya, serta membangun industri dari hulu ke hilir.

"Kami terbuka untuk siapa saja. Apakah itu investor dari Timur Tengah, Amerika, Eropa atau China, selama anda memenuhi empat syarat itu, tidak masalah," tegasnya.

Indonesia, lanjut dia, juga sedang membuka beberapa target investasi baru mulai dari sektor infrastruktur hingga industri.

"Kami juga menawarkan beberapa lokasi bagi para investor, seperti di Rempang, Batam, dan Bintan. Kami menyambut baik kedatangan para investor, dengan syarat mereka harus membawa teknologi yang baik dan ramah lingkungan. Harus melakukan transfer teknologi kepada pegawai asal Indonesia, menggunakan pegawai lokal sebanyak mungkin dan harus membangun industri dari hulu ke hilir," kata Luhut Pandjaitan.

Baca juga: Menperin sebut Kawasan Industri Kendal ikon kerja sama RI-Singapura

Baca juga: Indonesia- Singapura perpanjang pertukaran mata uang Rp100 triliun



 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019