Generasi milenial atau kalangan muda di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, kurang berminat menjadi petani, sehingga dikhawatirkan ke depan berdampak pada produksi pangan.Kami bisa membayangkan jika generasi muda itu tidak menggeluti usaha pertanian dipastikan produksi pangan menurun
"Kami setiap kegiatan selalu menyampaikan ajakan kepada kalangan muda untuk menggeluti usaha pertanian, karena usaha pertanian cukup menjanjikan," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak Dede Supriatna di Lebak, Rabu. Namun, lanjut dia, minat mereka untuk menjadi petani relatif kecil.
Padahal, lanjut dia, permintaan pasar komoditas pertanian pangan, hortikultura, dan palawija, cenderung meningkat. Dengan peningkatan permintaan itu, kata dia, maka pendapatan pun bisa naik.
Namun, sejauh ini para kalangan muda masih menganggap pekerjaan sebagai petani identik dengan kotor dan tidak menjanjikan masa depan. Kalangan muda lebih memilih bekerja di pabrik, pemasaran, menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN), atau pekerja kantoran.
Saat ini, kata Dede, jumlah pekerja pertanian didominasi oleh mereka yang telah berusia di atas 55 tahun, sebanyak 80 persen dari 1.678 kelompok tani.
"Kami berharap generasi muda maumenggeluti usaha pertanian itu," katanya.
Ia mengatakan selama ini usaha pertanian di Kabupaten Lebak cukup baik, karena kehidupan mereka banyak yang sukses dengan mampu membiayai pendidikan anak-anaknya, juga mampu membangun rumah serta dapat melaksanakan haji ke Tanah Suci Mekkah.
Dede khawatir dalam beberapa tahun ke depan, sulit menemukan petani di Lebak karena generasi muda sudah tidak mau bekerja sebagai petani.
"Kami bisa membayangkan jika generasi muda itu tidak menggeluti usaha pertanian dipastikan produksi pangan menurun," ujarnya.
Ketua Kelompok Tani Sukabungah Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Ruhyana merupakan salah satu petani muda yang sukses menggeluti usaha pertanian pangan. Ia bahkan meraih penghargaan dari Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono.
Ruhyana mengatakan usaha pertaniannya mampu menyejahterakan sekitar 100 orang anggota kelompok tani yang dipimpinnya, dengan areal lahan persawahan seluas 120 hektare.
"Saya merasa prihatin melihat anak-anak remaja di daerah ini tidak tertarik menjadi petani. Padahal, menjadi petani sangat mensejahterakan," kata Ruhyana.
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019