Executive General Manager Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Fahroji, Rabu (9/10) mengatakan sebanyak 14 jadwal keberangkatan dan kedatangan harus tertunda akibat jarak pandang memburuk selama dua jam lebih.
"Memang jarak pandang tadi sangat-sangat tidak diizinkan terbang maupun mendarat, jarak pandang baru normal di 1.000 meter pada pukul 07.30," ujar Fahroji.
Baca juga: Kabut asap di Palembang kembali pekat
Menurutnya 14 penerbangan tunda tersebut terdiri dari tujuh jadwal keberangkatan ke Jakarta, Padang, Bengkulu, Pangkal Pinang dan Medan. Sedangkan tujuh jadwal tunda kedatangan yakni dari Jakarta, Batam, Medan, dan Pekanbaru.
Penundaan terlama dialami Maskapai Citilink tujuan Jakarta yang seharusnya terbang pukul 05.00 WIB, namun baru dapat terbang pukul 08.14 WIB atau delay 194 menit.
Sementara kondisi kabut asap tersebut sudah diingatkan oleh BMKG seiring meningkatnya kembali titik panas di Sumsel dan potensi berkurangnya intensitas hujan akibat aktivitas Badai Tropis Hagibis.
Baca juga: Akibat asap, hunian hotel dan kuliner menurun drastis di Palembang
"Munculnya Badai Tropis Hagibis di Laut Cina Selatan mengakibatkan kembali adanya aliran massa udara ke arah pusat tekanan rendah badai tersebut, hal ini mengakibatkan penurunan potensi dan intensitas hujan di wilayah Sumsel selama 10-12 Oktober 2019," kata Kasi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun SMB II Palembang, Bambang Beny Setiaji.
Sedangkan secara lokal, menurutnya kondisi hujan akibat faktor lokal (awan konvektif) akan tetap berpotensi di wilayah bagian barat Sumsel karena kelembapan udara lapisan atas cukup memadai untuk pertumbuhan awan
Berdasarkan pantauan LAPAN, terdapat 31 titik hotspot dengan tingkat kepercayaan 80 persen yang tersebar di Wilayah Tenggara Kota Palembang selama 24 jam terakhir.
"Dari sebaran hotspot itu, asap kiriman ke Palembang berpotensi datang dari Wilayah Banyu Asin I, Tulung Selapan dan Mesuji dengan intensitas asap meningkat pada rentang pukul 04.00-07.00 WIB dan 16.00-20.00 WIB," demikian Beny.
Pewarta: Aziz Munajar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019