Warga Ambon kembali panik akibat gempa

10 Oktober 2019 12:50 WIB
Warga Ambon kembali panik akibat gempa
Warga Kota Ambon terlihat panik dan berusaha mencari tempat yang lebih tinggi ke kawasan Kudamati dan Gunung Nona dengan kendaraan bermotor sehingga membuat kemacetan di di perempatan Air Salobar, Kudamati, Batu Gantung, Kamis siang, usai gempa bermagnitudo 5,2 yang melanda wilayah tersebut. (ANTARA/Jimmy Ayal)
Warga Kota Ambon kembali panik dan berhamburan ke luar rumah dan gedung usai gempa bermagnitudo 5,2 yang mengguncang wilayah Ambon, Maluku, Kamis, sekitar pukul 11.30 WIB.

Wartawan ANTARA di Ambon melaporkan, kebanyakan warga panik karena tiga hari terakhir secara beruntun Ambon diguncang gempa dan mengkhawatirkan terjadinya tsunami.

Baca juga: Gempa bermagnitudo 5,2 terjadi di Pulau Ambon

Meski demikian, berdasarkan pantauan, arus lalu lintas di sebagian besar wilayah Kota Ambon itu kembali mengalami kepadatan dan kemacetan. Sejumlah  warga terlihat berlarian dan sebagian lainnya memanfaatkan mobil dan sepeda motor untuk menuju ke kawasan yang lebih tinggi.

Sementara itu, sebagian orang tua bergegas ke sekolah-sekolah untuk menjemput anak-anak mereka dan segera membawa mereka mengungsi.
Warga Kota Ambon terlihat panik dan berusaha mencari tempat yang lebih tinggi ke kawasan Kudamati dan Gunung Nona dengan kendaraan bermotor sehingga membuat kemacetan di di perempatan Air Salobar, Kudamati, Batu Gantung, Kamis siang, usai gempa bermagnitudo 5,2 yang melanda wilayah tersebut. (ANTARA/Jimmy Ayal)



Usai gempa bermagnitudo 5,2 sejumlah gempa susulan bermagnitudo 4,6 dan 3,6 kembali dirasakan getarannya oleh warga setempat.

Menurut keterangan BMKG, titik pusat gempa terjadi pada 14 km Timur Laut Ambon, berkedalaman 10 km, dan tidak berpotensi tsunami. Lokasi gempa berada pada 3,50 LS dan 128,23 BT.


Baca juga: Pemkot Ambon programkan kurikulum mitigasi bencana
Baca juga: Kepala BNPB beri semangat anak terdampak gempa giat belajar

Pewarta: Alex Sariwating dan Arief Mujayatno
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019