Para pengungsi asing eks penampungan Gedung Kodim Kalideres menyetujui untuk berdialog dengan pihak UNHCR (Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi), setelah berdemo hampir setengah jam di depan Menara Ravindo, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis.Kami mohon untuk terbuka dan berdialog dengan kami
"Kami mohon untuk terbuka dan berdialog dengan kami. Perwakilan saja, ayo tiga pria dan satu wanita," kata pihak UNHCR yang menemui para pengungsi.
Akhirnya, para pengungsi itu pun berdiskusi dan menyetujui untuk mengikuti negosiasi di dalam kantor UNHCR.
Salah satu pendemo yang ikut untuk berdialog bersama UNHCR adalah Hasan Ramazan dari Afghanistan.
Baca juga: Pengungsi Kalideres kembali berdemo di depan UNHCR
"Kami ke sini menuntut hak kami, kami dijanjikan solusi untuk pemindahan dan diberikan 'shelter'. Tapi kenyataannya selama tiga bulan kami diterlantarkan, listrik, air, dana, makanan tidak ada mereka kasih lagi," kata Hasan.
Ia yang berperawakan tinggi itu menyayangkan sikap ingkar janji yang dilakukan pihak UNHCR terhadap para pengungsi terkait hak kepindahan mereka.
"Ini ada banyak pengungsi tidak cuma yang berkeluarga, ada juga yang individu. Kita dijanjikan untuk dipindahkan tapi sampai sekarang ada yang sudah tiga tahun sampai lima tahun tanpa kejelasan," ujar Hasan.
Baca juga: Pencari suaka Kebon Sirih diwajibkan gulung tenda setiap pukul 6 pagi
Hasan mengatakan ingin melihat langkah selanjutnya yang diambil oleh UNHCR setelah bernegosiasi.
"Mereka (UNHCR) minta untuk berdialog, kami akan ikuti. Tapi kami tetap di sini selama masih tidak ada kejelasan," kata Hasan.
Selain berdemo, para pengungsi juga turut menggelar tikar dan tenda di sepanjang trotoar di Kebon Sirih baik di dekat Menara Ravindo yang merupakan kantor UNHCR maupun arah sebaliknya.
Mereka berangkat dari Gedung Eks Kodim Kalideres pada pukul 09.00 WIB dan sampai di Kebon Sirih pada pukul 13.00 WIB.
Baca juga: Wali murid SDH basmi bau kotoran di penampungan pencari suaka
Segera setelah sampai mereka menggelar tikar dan memasang tenda serta memulai demo di depan Menara Ravindo.
Selain pengungsi dewasa ada juga pengungsi anak-anak yang mengikuti aksi sembari memegang papan tuntutan mereka.
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019