Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan tak masalah jika sastrawan Eka Kurniawan menolak penghargaan Maestro Seni dan Tradisi yang diberikan oleh kementeriannya.Saya sangat menghormati penolakan tersebut. Itu memang sifatnya sukarela, diterima syukur tidak diterima juga tidak apa-apa. Jangan dibawa serius.
"Itu kan tidak wajib, jadi kalau ditolak tidak apa-apa," ujar Muhadjir di Jakarta, Kamis.
Dia menambahkan penghargaan Maestro Seni dan Tradisi sudah diselenggarakan sejak beberapa tahun terakhir, untuk memberikan penghargaan pada para seniman yang ahli di bidangnya.
"Kami terus memberikan perhatian pada seniman, budayawan maupun sastrawan, namun tidak bisa langsung besar-besaran," ujar dia.
Dari segi dana, kata dia, pihaknya sudah menganggarkan dana abadi kebudayaan, yang mana targetnya Rp10 triliun dalam waktu lima tahun.
Dengan adanya dana abadi kebudayaan tersebut, dia berharap dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kapasitas para seniman maupun kegiatan kebudayaan lainnya.
"Saya sangat menghormati penolakan tersebut. Itu memang sifatnya sukarela, diterima syukur tidak diterima juga tidak apa-apa. Jangan dibawa serius," katanya.
Sebelumnya, sastrawan Eka Kurniawan menyatakan menolak menerima penghargaan itu, pasalnya pemerintah dinilai kurang peduli pada kebudayaan.
Eka yang juga penulis sejumlah novel laris, seperti Cantik Itu Luka, Lelaki Harimau, itu menyatakan dalam media sosialnya bahwa hadiah yang didapat, yakni uang senilai Rp50 juta, masih jauh dibandingkan yang diterima peraih medali dalam kejuaraan olahraga dunia.
Selain itu juga ada beberapa alasan, seperti adanya maraknya pembajakan buku hingga razia buku oleh sejumlah aparat.
Baca juga: Eka Kurniawan raih penghargaan Prince Claus Awards 2018
Baca juga: Eka Kurniawan akui penghargaan Prince Claus Award sangat spesial
Baca juga: Eka Kurniawan luncurkan novel keempat
Pewarta: Indriani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019