"Menurut pandangan saya itu menunjukkan kita harus semakin waspada terhadap perilaku-perilaku yang mungkin dilakukan oleh individu nekat," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Emrus menduga tindakan penyerangan kepada Wiranto tidak berdiri sendiri karena peristiwa itu bersifat tunggal. Bahkan, hal itu bisa saja dilatarbelakangi adanya motif-motif tertentu.
Baca juga: AHY kutuk keras penyerangan terhadap Wiranto
Hal itu, ujarnya, diperkuat dengan tindakan pelaku secara terang-terangan dan nekat menyerang Wiranto yang baru saja turun dari mobil pada suatu kegiatan di Pandeglang, Provinsi Banten.
"Yang pasti dia nekat untuk melakukan itu berarti sudah ada proses komunikasi yang dia terima selama ini," katanya.
Sejauh ini, Emrus melihat tidak ada relasi ketidakharmonisan hubungan Wiranto dengan pelaku. Oleh karena itu, bisa saja pelaku telah mengalami cuci otak sehingga nekat menyerang menggunakan benda tajam.
"Dia menggunakan benda tajam, berarti sudah dibawa sebelumnya atau ada yang memberikan berbeda kalau mengambil batu di sekitar itu dengan kata lain sudah disiapkan," katanya.
Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo membenarkan bahwa terjadi insiden penusukan seorang pria terhadap Menkopolhukam Wiranto di Alun-alun Menes, Desa Purwaraja, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten.
"Ya benar," kata Brigjen Dedi.
Insiden terjadi saat Wiranto bersama rombongan hendak meninggalkan Lapangan Alun-alun Menes.
Menkopolhukan Wiranto dikabarkan masuk IGD RSUD Berkah Pandeglang, bersama Kapolsek dan salah satu ajudannya, di Pandeglang.
Baca juga: Puan: penyerangan terhadap Wiranto bukti ancaman teroris
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019