• Beranda
  • Berita
  • Menteri Susi: Gudang pendingin jangan simpan ikan ilegal

Menteri Susi: Gudang pendingin jangan simpan ikan ilegal

10 Oktober 2019 21:23 WIB
Menteri Susi: Gudang pendingin jangan simpan ikan ilegal
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti setelah meninjau bangunan cold storage berkapasitas 1.000 ton yang terletak di Kawasan Perikanan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (10/10/2019). ANTARA/M Razi Rahman

Harus dijaga gudang pendingin untuk menyimpan produk nelayan nasional

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menginginkan gudang pendingin (cold storage) yang dibangun pemerintah jangan sampai digunakan untuk menyimpan hasil perikanan ilegal tetapi harus bisa membantu meningkatkan kinerja perekonomian nasional.

"Harus dijaga gudang pendingin untuk menyimpan produk nelayan nasional, bukan produk impor apalagi produk tangkapan ilegal ikan," kata Susi Pudjiastuti saat meresmikan kegiatan prioritas pembangunan kelautan dan perikanan di Jakarta, Kamis.

Menteri Susi dalam kesempatan tersebut juga meninjau bangunan gudang pendingin berkapasitas 1.000 ton yang terletak di Kawasan Perikanan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara.

Baca juga: Menteri Susi akan taruh "cold storage" kapasitas 3.000 ton ikan di Natuna

Sementara itu, Sekjen KKP Nilanto Perbowo menyatakan bahwa gudang pendingin 1.000 ton di Muara Baru itu merupakan bagian dari 16 kegiatan prioritas pembangunan kelautan dan perikanan.

Selain bangunan di Muara Baru Jakarta, sebanyak 16 kegiatan prioritas tersebut antara lain adalah Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) Sebatik, SKPT Merauke, SKPT Morotai, SKPT Talaud, SKPT Biak, dan SKPT Mimika.

Kemudian, Pabrik Pakan Pangandaran, Embung Pangandaran, Politeknik Bone, Politeknik Kupang, Politeknik Jembrana, Politeknik Pangandaran, Akademi Komunitas Wakatobi, Kantor Karantina Wilayah Sebatik, serta Pasar Ikan Modern Bandung.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengapresiasi berbagai kebijakan dan kinerja yang ditunjukkan oleh sektor perikanan nasional, terutama mengingat kondisi ekonomi dunia masih mengalami ketidakpastian global.

"Kondisi ekonomi saat ini tidak baik akibat perang dagang," kata Luhut saat memberikan sambutan di Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (2/10).

Menurut Luhut, meski sejumlah harga komoditas perdagangan utama mengalami penurunan sejak tahun lalu, tetapi di antara negara berkembang lainnya, Republik Indonesia tumbuh stabil.

Selain itu, masih menurut dia, performa rupiah cukup baik dan masyarakat juga dinilai masih memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi kepada pemerintah.

Menko Maritim juga menyebutkan bahwa sektor perikanan merupakan salah satu penyumpang terbesar PDB nasional.

"Potensi kelautan yang kita miliki sampai 1,2 triliun dolar per tahun, yang potensinya itu belum dieksploitasi secara maksimal," katanya.

Menko Luhut juga mengapresiasi berbagai program terkait sektor perikanan seperti Satu Juta Nelayan Berdaulat, digitalisasi dalam sektor perikanan, dan penindakan kapal penangkapan ikan secara ilegal.

Penindakan tersebut, lanjutnya, diperlukan karena bangsa Indonesia harus tegas menegakkan ketentuan regulasi atau peraturan yang berlaku.

Baca juga: KKP bangun "integrated cold storage" di Jember
Baca juga: Penyimpanan ikan berpendingin Lampulo diharapkan ramah IKM

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019