• Beranda
  • Berita
  • Yayasan WVI bantu trauma healing anak pengungsi Wamena

Yayasan WVI bantu trauma healing anak pengungsi Wamena

10 Oktober 2019 23:13 WIB
Yayasan WVI bantu trauma healing anak pengungsi Wamena
Perpustakaan keliling yang disiapkan untuk anak-anak pengungsi di Tongkonan, Kotaraja, Abepura. (ANTARA/Musa Abubar)
Yayasan Wahan Visi Indonesia (WVI) Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, membantu penanganan pemulihan (trauma healing) anak-anak pengungsi asal Wamena, Kabupaten Jayawijaya, yang masih ditampung di Tongkonan, Kotaraja, Distrik Abepura.

"Kalau ada respon bencana, kita WVI hadir untuk memberikan ruang ramah anak di tempat-tempat pengungsian/di posko pengungsian," kata Koordinator WVI Kabupaten Jayapura, Wangsit Panglikur di Jayapura, Kamis.

Terapi itu agar anak-anak mengalami trauma karena bencana tidak kehilangan pilihannya atau masa depannya.

"Makanya kami berupaya menghadirkan buku dan menyiapkan tempat bagi anak-anak sehingga anak-anak bisa membaca buku," ujarnya.

Baca juga: IKT berikan surat pengantar sekolah untuk anak pengungsi Wamena

Baca juga: 159 korban Kerusahan Wamena di Sumbar anak usia sekolah


Selain membaca, kata dia, anak-anak yang bisa menggambar tetap menggambar, dan belajar mewarnai pun bisa.

Pihaknya berupaya menghadirkan buku-buku bacaan buat anak-anak dengan mobil perpustakaan keliling.

Dengan begitu, menghadirkan kembali keceriaan anak-anak pengungsi walaupun dalam situasi bencana. Mobil perpustakaan keliling itu juga akan ada hingga tidak ada pengungsi di Tongkonan.

Ia menambahkan, terkadang anak-anak kurang diperhatikan lebih banyak yang menjadi perhatian yaitu orang dewasa makanya WVI lebih fokus mengajarkan anak-anak pengungsi.

Aksi unjuk rasa yang diwarnai kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Senin (23/9), merenggut puluhan nyawa, ratusan bangunan milik pemerintah maupun swasta di kabupaten itu rusak dan dibakar oleh massa.*

Baca juga: PKG PAUD ajar anak-anak pengungsi Wamena

Baca juga: Yayasan sosial WVI bantu trauma healing anak-anak Wamena

Pewarta: Musa Abubar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019