"Kalau ada respon bencana, kita WVI hadir untuk memberikan ruang ramah anak di tempat-tempat pengungsian/di posko pengungsian," kata Koordinator WVI Kabupaten Jayapura, Wangsit Panglikur di Jayapura, Kamis.
Terapi itu agar anak-anak mengalami trauma karena bencana tidak kehilangan pilihannya atau masa depannya.
"Makanya kami berupaya menghadirkan buku dan menyiapkan tempat bagi anak-anak sehingga anak-anak bisa membaca buku," ujarnya.
Baca juga: IKT berikan surat pengantar sekolah untuk anak pengungsi Wamena
Baca juga: 159 korban Kerusahan Wamena di Sumbar anak usia sekolah
Selain membaca, kata dia, anak-anak yang bisa menggambar tetap menggambar, dan belajar mewarnai pun bisa.
Pihaknya berupaya menghadirkan buku-buku bacaan buat anak-anak dengan mobil perpustakaan keliling.
Dengan begitu, menghadirkan kembali keceriaan anak-anak pengungsi walaupun dalam situasi bencana. Mobil perpustakaan keliling itu juga akan ada hingga tidak ada pengungsi di Tongkonan.
Ia menambahkan, terkadang anak-anak kurang diperhatikan lebih banyak yang menjadi perhatian yaitu orang dewasa makanya WVI lebih fokus mengajarkan anak-anak pengungsi.
Aksi unjuk rasa yang diwarnai kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Senin (23/9), merenggut puluhan nyawa, ratusan bangunan milik pemerintah maupun swasta di kabupaten itu rusak dan dibakar oleh massa.*
Baca juga: PKG PAUD ajar anak-anak pengungsi Wamena
Baca juga: Yayasan sosial WVI bantu trauma healing anak-anak Wamena
Pewarta: Musa Abubar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019