Trump, yang membawa pulang pasukan AS dari area tersebut sebelum serangan Turki, mencuit di Twitter bahwa AS memiliki tiga opsi.
"Kami mempunyai satu dari tiga opsi: Kerahkan ribuan pasukan dan menang dengan cara militer, menjatuhkan sanksi yang sangat berat terhadap keuangan Turki, atau menjadi mediator kesepakatan antara Turki dan Kurdi!" cuit Trump.
"Saya harap kita dapat melakukan mediasi," kata Trump saat ditanya oleh awak media soal opsi tersebut di Gedung Putih.
"Turki tahu di mana saya berpijak," katanya. Trump menuturkan ia tidak berpikir warga Amerika ingin menyaksikan militer AS kembali diterjunkan ke kawasan tersebut.
"Kami mungkin akan melakukan sesuatu yang begitu sulit terkait dengan sanksi dan yang menyangkut keuangan lainnya," kata Trump tanpa menjelaskan.
Trump memerintahkan penarikan pasukan setelah menghubungi Presiden Turki Tayyip Erdogan pada Minggu (6/10). Ia menuai kritikan dari sejumlah tokoh senior di Partai Republik itu sendiri, yang menuduhnya meninggalkan sekutu setia AS, yaitu Pasukan Demokratik Suriah (SDF) pimpinan milisi YPG Kurdi. SDF merupakan sekutu utama pasukan AS di lapangan dalam memerangi ISIS sejak 2014.
Trump menyebut serangan Turki sebagai "ide buruk", dengan mengatakan ia tidak mendukung tindakan tersebut dan mengancam akan melumpuhkan ekonomi sekutunya di NATO itu jika serangan Ankara ke Suriah melenyapkan populasi Kurdi di wilayah itu.
Sumber: Reuters
Baca juga: Ratusan orang dilaporkan tewas karena serangan Turki di Suriah
Baca juga: AS peringatkan Turki, Dewan Keamanan bersidang soal Suriah
Baca juga: Turki harus menahan diri di Suriah, kata ketua NATO
Erdogan dijadwalkan kunjungi Indonesia 2020
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019