"Tiga daerah itu adalah Kecamatan Kairatu dan sekitarnya di Kabupaten Seram Bagian Barat, lokasi pengungsian di Kota Ambon, serta Kabupaten Maluku Tengah," kata ketua Tim Penanganan Pengungsi DPRD Maluku, Amir Rumra di Ambon, Jumat.
Lokasi pengungsian yang telah dikunjungi mulai dari Negeri Tulehu, Kecamatan Salahutu, (Pulau Ambon) Malteng, tempat pengungsian di sekitar kompleks Universitas Darusalam Ambon dan Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).
Tim DPRD yang tiba pukul 22.00 WIT langsung meninjau sejumlah titik penampungan pengungsi di sana.
Baca juga: Polres: vincen tewas saat mengambil kunci rumah
Baca juga: Kabaharkam polri serahkan bantuan korban gempa Maluku
Satu orang meninggal akibat gempa beruntun di Ambon
Selain melakukan peninjauan, tim juga melakukan tatap muka dengan Organisasi Perangkat Daerah di lingkup Pemerintah Kabupaten SBB yang dipimpin Bupati Yasin Payapo.
Dari hasil peninjauan itu, kata Amir, ternyata masyarakat masih trauma dan enggan melakukan aktivitas di desa mereka pada malam hari.
"Biasanya di pagi hari mereka akan turun dari lokasi pengungsi di daerah pegunungan kembali ke desa mereka, namun saat hari beranjak sore, mereka memilih kembali ke tempat pengungsian," ujarnya.
Dikatakannya, rata-rata pengungsi yang dijumpai tim di lokasi pengungsian mengeluh soal kurangnya tenda ataupun terpal.
Para pengungsi juga mengeluh soal tidak adanya tenaga kesehatan, karena banyak warga yang sudah terkena penyakit diare dan ISPA, khususnya lansia dan anak-anak.
"Yang kita harapkan adalah kehadiran tenaga medis karena untuk masalah logistik, bukan hanya Pemda, tetapi juga semua relawan harus bergerak," kata Amir Rumra.
Dia meminta agar masalah pelayanan kesehatan dan pendidikan menjadi perhatian serius di lokasi pengungsian pemerintah daerah, baik kabupaten maupun provinsi.*
Baca juga: Gempa susulan di Maluku capai 1.316 kali
Baca juga: Sekolah di Ambon diliburkan pascagempa 5,2
Pewarta: Daniel Leonard
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019