• Beranda
  • Berita
  • BNPB sebut tingginya jumlah korban bencana akibat longsor

BNPB sebut tingginya jumlah korban bencana akibat longsor

11 Oktober 2019 14:30 WIB
BNPB sebut tingginya jumlah korban bencana akibat longsor
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Letnan Jenderal Doni Monardo saat mengunjungi stand pameran Pengurangan Resiko Bencana 2019 di Pangkalpinang, Jumat (ANTARA/Aprionis)

korban jiwa di negeri ini terbanyak setelah Haiti

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Letnan Jenderal Doni Monardo menyebutkan tingginya jumlah korban jiwa akibat bencana di Indonesia, bahkan nomor dua di dunia, terutama karena banyaknya kejadian bencana  tanah longsor.

"Pada tahun lalu Indonesia peringkat pertama korban jiwa terbanyak di dunia, tahun ini kedua," kata Letnan Jenderal Doni Monardo saat membuka Pengurangan Resiko Bencana (PRB) 2019 di Pangkalpinang, Jumat.

Karena dalam dua bulan terakhir Indonesia  jadi nomor dua terbanyak korban bencananya di dunia, sehingga diperlukan kepedulian, kemampuan seluruh masyarakat untuk mengurangi risiko bencana, katanya.

Baca juga: BNPB: Korban bencana Indonesia nomor dua terbanyak di dunia

Oleh karena itu, melalui kegiatan PRB ini diharapkan dapat menjadi aspirasi bagi semua pihak agar dapat mengurangi risiko bencana ini, ujarnya.

"Dalam dua bulan tahun ini korban jiwa di negeri ini terbanyak setelah Haiti," ujarnya.

Menurut dia Indonesia termasuk negara yang memiliki resiko bencana terbesar di dunia, karena selain rawan banjir dan longsor juga memiliki 500 gunung merapi dan 127 aktif. Namun negeri ini termasuk paling subur di dunia, karena gunung apinya.

​"Indonesia termasuk negara paling subur di dunia, tetapi konsekuensinya memiliki risiko yang tinggi terhadap bencana," katanya.​​​​​​

Selain itu, Indonesia memiliki 295 patahan lempengan di laut dan darat yang menjadikannya berisiko gempa lebih sering dan risiko tsunami.

Oleh karena itu, dengan adanya kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan anak negeri dan bangsa untuk meningkatkan kapasitas riset dan teknologi kebencanaan, karena Indonesia termasuk negara dengan risiko bencana terbesar di dunia," katanya. *


Baca juga: BNPB: Operasi TMC lanjut ke kekeringan setelah penanganan karhutla

 

Pewarta: Aprionis
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019