Tio Kusuma Sentoso dan kawan-kawan diharapkan bisa secepatnya menyesuaikan diri mengingat kondisi cuaca di Qatar berbeda dengan di Indonesia bahkan terbilang cukup ekstrem.
"Anak-anak harus menyesuaikan dengan kondisi cuaca yang cukup ekstrem sekaligus untuk mengenal karakter lapangan. Cuaca di Qatar cukup panas hingga mencapai 40 derajat celcius," kata pelatih timnas bola voli pantai 4x4 Slamet Mulyanto dalam keterangan resminya.
Meski cuaca cukup ekstrem, Slamet Mulyanto mengaku tidak mempermasalahkan. Bahkan pihaknya menyebut kondisi tersebut bakal menjadi keuntungan bagi timnas bola voli pantai Indonesia.
"Cuaca ekstrem ini sangat menguntungkan bagi kita. Sebab, anak-anak kan sudah terbiasa bermain di tengah cuaca panas. Mereka tinggal hanya menyesuaikan saja dengan kondisi cuaca dan lapangan," kata Slamet.
Baca juga: Menpora Hanif Dhakiri lepas Kontingen World Beach Games 1
Demi memaksimalkan kemampuan pemain, tim kesehatan Indonesia juga terus memantau perkembangan atlet termasuk menyiapkan program bagaimana untuk mengantisipasi dehidrasi.
"Kita sudah mengantisipasi dampak dari cuaca ekstrem di Qatar. Menu makanan dan minuman pun kita sudah atur agar pemain voli pantai Indonesia tidak mengalami dehidrasi saat pertandingan nanti," kata dr Pandu Putu.
Kesiapan timnas bola voli pantai Indonesia juga tidak luput dari pantauan Komandan Kontingen Indonesia (CdM), Hellen Sarita de Lima. Bahkan wanita yang sebelumnya menjabat Plt Sekjen KOI terus menanyakan bagaimana kondisi atlet maupun fasilitas yang diperoleh.
"Saya sengaja datang ke lokasi tempat latihan untuk memastikan tim voli pantai mendapatkan layanan yang diinginkan. Apalagi, saya mendapatkan informasi bahwa ada tim-tim yang mengalami cedera saat melakukan latihan di tempat pertandingan karena kondisi pasir yang keras," kata Hellen.
Namun, kata dia, kondisi tersebut tidak dialami kontingen Indonesia karena pemain sudah cocok dengan kondisi pasir lapangan voli pantainya.
Selain ke voli pantai, CdM juga memantau kesiapan atlet lainnya dari cabang basket 3x3 dan karate.
Baca juga: Kurang dana, San Diego gagal tuan rumah World Beach Games
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2019