Pakar Kemaritiman Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Saut Gurning menilai dikabulkannya kasasi PT Karya Citra Nusantara (KCN) oleh Mahkamah Agung merupakan stimulus yang baik bagi para pelaku usaha.
“Secara tidak langsung juga putusan dikabulkannya kasasi KCN menjadi indikasi kuat bahwa jaminan hukum atas investasi di Indonesia masih dapat diandalkan. Dan ini melegakan dunia usaha sekaligus memberikan stimulan baik bagi perkembangan jasa dan industri kepelabuhanan nasional di masa mendatang,” kata Saut kepada Antara di Jakarta, Jumat.
Pernyataan tersebut menyusul telah dikabulkannya kasasi KCN pada 10 September 2019 oleh MA di mana sebelumnya kasasi dimenangkan oleh PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) oleh Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi.
Baca juga: Kasasi KCN terkabul, konsesi Pelabuhan Marunda kembali ke skema semula
Dengan telah dikabulkannya kasasi KCN maka skema konsesi yang berlaku di pelabuhan Marunda seperti semula, sebelum adanya gugatan.
Tidak dipungkiri, lanjut Saut, kasus hukum KCB dan KBN dalam beberapa tahun belakangan ini cukup mengurangi rencana dan target penyediaan dermaga baru, yakni Pier I, II dan III sepanjang 5,35 kilometer dengan wilayah pendukung sekitar 100 hektare.
“Saya melihat, kasus Marunda ini memang menjadi batu ujian pemerintah dalam komitmennya mendorong partisipasi dan inisiasi swasta terkait pengembangan wilayah Pelabuhan Nasional melalui dana non-APBN. Dan kasus Marunda ini usaha pemerintah menunjukkan komitmen pemerintah yang tetap pro pada investasi guna peningkatan ekonomi nasional termasuk penciptaan lapangan kerja,” ujarnya.
Baca juga: Pakar: Perlu dialog KBN-KCN untuk perbaiki kinerja pelabuhan
Namun demikian, pengembangan Pelabuhan Marunda sebagai proyek strategis nasional (PSN) perlu diuji kembali signifikansinya terhadap perekonomian nasional.
“Kalau melihat perspektif Marunda apakah signifikan terhadap perekonomian nasional saya kira perlu terus diuji dalam waktu di masa mendatang,” ujarnya.
Saut menuturkan dalam beberapa tahun ini, keberadaan baru Pier I yang sekitar 42 hektar itu telah mulai diminati banyak pemilik barang curah kering dan barang umum (general cargo) di wilayah Priok karena daya saing tarif layanan barang yang relatif lebih murah ketimbang ongkos layanan kargo serupa di sejumlah dermaga yang dikelola usaha dan anak usaha IPC (PT Pelindo II).
“Dalam pengamatan saya memang faktual ada penurunan kargo yang cukup kuat di Priok khususnya di PTP Multipurpose,” ujarnya.
Dia menambahkan dalam periode mendatang, akan sangat menarik bagaimana persaingan antara berbagai entitas usaha baik di lingkungan IPC, KCN dan swasta lainnya dalam menggarap kargo khususnya jenis curah kering, general cargo (barang umum) dan curah cair ini.
Selain itu, bagi pemilik barang tipe-tipe tersebut, berbagai opsi tambahan akses layanan kargo mereka semakin bervariasi di Tanjung Priok dan dampaknya tentu memberikan manfaat bagi pemilik barang serta secara umum proses perdagangan berbasis curah kering, cair dan “general cargo” yang memilih wilayah Tanjung Priok sebagai lokasi bongkar-muat kargo menuju dan dari berbagai sumber serta tujuan distribusi kargo mereka.
“Kalau melihat signifikansinya mungkin secara awal tidak begitu dominan. Prakiraan saya volume tonase layanan di sejumlah pelabuhan Marunda mungkin pada kisaran empat hingga lima juta ton per tahunnya,” ujar Saut.
Sebab, lanjut dia, praktis ketersediaan dermaga atau Terminal Umum di Marunda saat ini mungkin masih sekitar 15-20 persen dari panjang dermaga total yang direncanakan (total panjang Pier I, II dan III) yaitu sepanjang 5,35 Kilometer itu
“Dalam waktu dekat mungkin target layanan dalam waktu dekat hingga 12 juta ton seperti dalam rencana KCN selanjutnya bahkan kapasitas ultimat nya hingga 35 juta ton akan menjadi tantangan bagi semua entitas pelaku usaha di Marunda untuk dapat merealisasikannya,” katanya .
Menurut dia, tidak hanya pada target pencapaian berbagai target infrastruktur dan suprastruktur saja, namun juga strategi persaingan apa yang akan tetap menjadikan Marunda menjadi pilihan menarik selain Priok akan ditunggu-tunggu bagi pelaku usaha khususnya pemilik barang di sekitar Jakarta dan Jawa Barat.
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019