• Beranda
  • Berita
  • Pasar tradisional di perbatasan Nunukan tuai pujian, ini sebabnya

Pasar tradisional di perbatasan Nunukan tuai pujian, ini sebabnya

13 Oktober 2019 13:15 WIB
Pasar tradisional di perbatasan Nunukan tuai pujian, ini sebabnya
Pasar Rakyat Adil Sejahtera (PARAS) Perbatasan yang dibangun dengan konsep pasar modern yang terletak di Jalan Lingkar Kelurahan Selisun Kecamatan NUnukan Selatan diresmikan oleh Bupati Nunukan, Asmin Laura Hafid pada Sabtu (12/10)

Pasar semacam ini besar dan bagus pertama kali ada di Kalimantan Utara

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara memuji keberhasilan Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid yang membangun pasar rakyat berkonsep modern pertama di provinsi itu, tanpa menggunakan dana APBD dan di tengah-tengah krisis keuangan daerah.

"Kita patut acungi jempol kepada Ibu Bupati (Nunukan) yang punya inovasi menggunakan CSR perusahaan membangun pasar tradisional sebesar ini. Tidak semudah itu bisa membangun, tanpa menggunakan dana APBD, tapi Bupati Nunukan ternyata bisa," kata Asisten Administrasi dan Kesra Pemprov Kalimantan Utara Zainuddin HZ usai menghadiri peluncuran Pasar Rakyat Adil Sejahtera (PARAS) Perbatasan di Jalan Lingkar Kelurahan Selisun, Sabtu.

Zainuddin menilai keberadaan PARAS Perbatasan ini mampu mengangkat perekonomian masyarakat di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia khususnya di Kabupaten Nunukan. Pasar yang tampak megah ini dikatakan Zainuddin, pertama di Kalimantan Utara.

"Pasar semacam ini besar dan bagus pertama kali ada di Kalimantan Utara. Ini pasar pertama di Kalimantan Utara dengan konsep modern," sebut Zainuddin yang juga mantan Sekdakab Nunukan.

Zainuddin merasa bangga jika pemerintah kabupaten/kota lainnya di Provinsi Kalimantan Utara mampu memanfaatkan dana CSR di daerahnya dengan membangun hal yang sama. Ia berharap pasar rakyat PARAS Perbatasan ini menjadi proyek percontohan di provinsi paling utara Indonesia ini.

Pada kesempatan itu, Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid menyatakan awalnya mengalami keraguan bisa membangun pasar itu, karena keterbatasan anggaran pada APBD. Kekurangan anggaran membuatnya memutar otak sehingga munculnya gagasan dengan mengumpulkan perusahaan besar yang beroperasi di daerahnya pada 2017 lalu.

Laura menyebutkan hasil pertemuanya dengan sejumlah perusahaan besar memunculkan ide untuk mengumpulkan dana CSR untuk membangun pasar rakyat yang berkonsep pasar modern.  Akhirnya, bertepatan dengan upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Nunukan ke-20 pada 12 Oktober 2019 pasar rakyat ini diluncurkan sekaligus mulai ditempati oleh pedagang-pedagang yang bergerak pada sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) setempat.

Laura mengakui sejumlah fasilitas belum disediakan karena keterbatasan anggaran tersebut. Namun, lanjut dia, pasar rakyat itu dirancang tiga tahap, tahap pertama telah rampung sehingga mulai ditempati pedagang, sambil menunggu pembangunan tahap berikutnya.
 

Pewarta: Rusman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019