Sungai Batanghari terus alami pendangkalan

14 Oktober 2019 13:51 WIB
Sungai Batanghari terus alami pendangkalan
Debit air sungai Batanghari menurun drastis saat memasuki musim kemarau. Sungai Batanghari terus alami pendangkalan akibat perubahan lingkungan. (ANTARA/Muhamad Hanapi)

jika memasuki musim penghujan banjir akan mudah terjadi karena sungai tak mampu menampung debit air

Sungai terpanjang di Sumatera, Sungai Batanghari sejak sepuluh tahun terakhir terus mengalami pendangkalan  dengan volume lumpur yang menyebar di dasar sungai  mencapai 20 juta meter kubik.

"Sejak sepuluh hingga dua puluh tahun terakhir pendangkalan di sungai Batanghari semakin pesat," kata Kepala Seksi Evaluasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung Batanghari KLHK Jambi Yitno Yuwono di Jambi, Senin.

Dijelaskan Yitno, pendangkalan mencapai 20 juta meter kubik tersebut terjadi jika erosi yang terjadi di DAS tersebut per hektarnya mencapai 40 ton. Jika lebih dari 40 ton maka pendangkalan yang terjadi semakin besar.

Banyak hal yang menyebabkan pendangkalan di sungai itu, ujarnya. Salah satu yang sangat mempengaruhi yakni perubahan kontur alam dimana banyak hutan-hutan di daerah itu yang telah beralih fungsi menjadi pemukiman warga dan beralih menjadi perkebunan masyarakat.

Hal tersebut memicu terjadinya erosi dan menyebabkan pendangkalan sungai yang panjangnya sekitar 800 km itu, katanya.

 Baca juga: Seribu lebih rumah warga kebanjiran di Batanghari


Selain itu, kemarau yang berkepanjangan turut mempengaruhi sungai itu dengan menyebabkan air Sungai Batanghari defisit.

"Musim kemarau ini berpengaruh terhadap debit air, karena daerah resapan air kurang menyebabkan mata air banyak yang mati, dan cadangan air tanah juga berkurang," kata Yitno Yuwono.

Tidak heran jika memasuki musim kemarau terdapat pasir-pasir membentuk pulau di Sungai Batanghari. Itu merupakan hasil pengendapan erosi dari hulu hingga hilir sungai, katanya.

Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung Batanghari KLHK Jambi mengimbau masyarakat untuk menjaga hutan dan lingkungan. "Dalam pemanfaatan lahan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan kesesuaiannya lingkungan.

Jika pendangkalan terus terjadi dikhawatirkan akan berdampak buruk terhadap lingkungan, tidak hanya bagi manusia, namun bagi ekosistem yang hidup di sungai akan turut terancam.

 Selain itu, jika memasuki musim penghujan banjir akan mudah terjadi karena sungai tak mampu menampung debit air yang cukup besar.


Baca juga: Pendangkalan alur Sungai Mentaya sangat mengganggu kelancaran kapal

Pewarta: Muhamad Hanapi
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019