"Hari ini kabut asap yang menyelimuti Solok Selatan bertambah pekat dibandingkan hari sebelumnya, dan mata terasa perih saat di luar ruangan, terutama saat mengendarai sepeda motor," kata tokoh masyarakat Solok Selatan, S Wakiu Datuak Rajo Lingkar Bulan (55) di Padang Aro, Selasa.
Dia mengatakan, kondisi kabut asap mulai tebal menyelimuti Solok Selatan sejak Senin (14/10), dan hari ini bertambah parah.
Baca juga: Solok Selatan kembali diselimuti kabut asap kiriman
Selain itu katanya, kabut asap yang semakin pekat juga sudah mulai menyesakkan napas.
Kepekatan kabut asap katanya, merata di semua daerah di Solok Selatan, tetapi yang paling parah di Padang Aro yang menjadi pusat pemerintahan.
Warga lainnya Edi (42) mengatakan hal yang sama yaitu mata terasa perih akibat kabut asap terutama saat berkendara.
Selain itu katanya, jarak pandang juga sudah terbatas akibat semakin tebalnya kabut asap.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solok Selatan, Inroni Muharamsyah mengatakan saat ini kondisi kabut asap memang lebih tebal dibanding hari sebelumnya, dan ini merupakan kiriman dari daerah lain sebab di kabupaten itu tidak ada kebakaran hutan dan lahan.
Untuk wilayah Solok Selatan, katanya, paling dekat dengan Provinsi Jambi dan Riau.
Baca juga: Asap di Solok Selatan mulai perihkan mata
Pemerintah mengimbau masyarakat menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan.
Sementara Kepala Bidang Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan, Dinas Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Solok Selatan, Murtamin mengatakan dalam satu minggu ini pihaknya belum melakukan pengukuran kualitas udara.
"Alat kami belum terakreditasi jadi kami berpatokan ke Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pemantau Atmosfer Global (GAW) Bukit Kototabang," katanya.
Sebelumnya Kepala BMKG Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang Wan Dayantolis mengatakan, peningkatan konsentrasi partikulat diperkirakan masih berada di level sedang atau di bawah nilai ambang batas konsentrasi polutan yang dibolehkan berada di udara ambien yaitu di bawah 150 µgram/m3.
Daerah-daerah dengan konsentrasi partikulat (pm10) diprediksi paling tinggi yaitu Kabupaten Dharmasraya 63 µgram/m3, Kota Sawahlunto 67 µgram/m3, Solok 70 µgram/m3, Kabupaten Solok 70 µgram/m3, Sijunjung 67 µgram/m3, Kabupaten Solok Selatan 64 µgram/m3.
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019