Duta Besar RI di Bern Muliaman D Hadad seperti dikutip siaran pers KBRI Bern di Jakarta, Selasa, menyatakan ini adalah pertama kalinya kopi Indonesia mendapat kesempatan dipromosikan langsung dalam kegiatan SCTA.
“Kesempatan emas ini di mana ratusan pedagang kopi dunia ada di sini harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk meningkatkan ekspor kopi Indonesia,” kata Muliaman.
Dubes Muliaman menyatakan KBRI Bern akan terus ikut dalam semua kegiatan SCTA di masa mendatang guna lebih mengenalkan potensi kopi Indonesia.
Dijelaskan, ratusan pemain kopi global mengadakan pertemuan termasuk pengusaha kopi Indonesia.
Baca juga: Kopi Indonesia semakin dikenal di Rusia
Baca juga: Petani kopi Indonesia demonstrasikan seduh kopi di Norwegia
Tiga pengusaha kopi Indonesia itu adalah Bright Java, Racha Indonesian Coffee dan Crop & Roast bertemu dengan para peserta pertemuan SCTA itu. Crop & Roast adalah importir dari Swiss namun mempunyai kebun kopi dan perusahaan kopi di Indonesia.
Terdapat sejumlah perusahaan kopi Indonesia lainnya yang ikut dalam kegiatan networking dan konperensi SCTA ini antara lain PT Santos Jaya Abadi dan PT Sari Makmur yang telah mengikuti kegiatan SCTA secara rutin setiap tahun.
Tiga pengusaha kopi Indonesia yang mempromosikan produknya mendapat kesempatan untuk mempromosikan produk mereka di sebuah ruangan di areal pertemuan SCTA.
Puluhan peserta pertemuan SCTA datang untuk melihat dan berdiskusi dengan peserta Indonesia. Belasan macam kopi green bean Indonesia yang dipromosikan menarik perhatian pengunjung terutama specialty coffee.
Baca juga: Gravfarm Indonesia mengekspor kopi senilai satu juta euro ke Slowakia
Di ujung acara, kata KBRI Bern, satu pengusaha kopi Indonesia mendapat pesanan dari importir Swiss 5 ton green bean senilai 77 ribu dolar AS. Dua pengunjung dari Jerman dan Italia juga menaruh minat besar untuk mengimpor kopi Indonesia dan akan melakukan proses pembelian.
Terdapat beberapa komentar dari pengunjung terutama soal kualitas kopi Indonesia yang cenderung tidak terstandar. Seperti misalnya, sebuah brand kopi yang sudah terkenal seperti Toraja dipakai oleh kopi yang bukan kopi Toraja sehingga mengurangi kepercayaan pembeli terhadap nama yang sudah dikenal.
Komentar ini dapat dianggap menjadi sebagai masukan untuk meningkatkan citra dan daya saing kopi Indonesia di pasar kopi dunia, kata KBRI Bern.
SCTA adalah sebuah lembaga internasional pedagang kopi yang berkantor di Basel, Swiss. Sebagian besar anggota SCTA adalah perusahaan besar kopi dunia, namun terdapat beberapa anggota dari industri kopi kalangan UKM.
Dalam pertemuan tahunan SCTA ini hadir sekitar 200 pengusaha kopi di dunia sebagian besar adalah pemain kopi besar seperti Nestle, OLAM International, Ecom dan lainnya. 40 perusahaan multinasional anggota SCTA mewakili 50 persen perdagangan kopi dunia.
Baca juga: Masyarakat Polandia menyukai Kopi Indonesia
Baca juga: Kopi Indonesia akan dijual resmi di Selandia Baru
Pewarta: Ahmad Buchori
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019