Kiat hadapi "mom shaming" menurut psikolog

15 Oktober 2019 21:20 WIB
Kiat hadapi "mom shaming" menurut psikolog
Ilustrasi ibu dan anak (Shutterstock)
Psikolog Dessy Ilsanty menuturkan banyak cara yang bisa dilakukan untuk menghadapi mom shaming atau perundungan verbal yang diarahkan pada ibu yang tengah mempersiapkan masa kehamilan hingga mengasuh anak.

"Pertama ubah mindset untuk lebih terbuka. Orang ngomong tidak bisa terkontrol, apa yang dia ucapkan jangan langsung bereaksi. Cerna apakah yang dia sampaikan benar atau tidak," kata Dessy dalam acara kampanye "anti mom shaming" di Jakarta, Selasa.

Dessy kemudian memberi contoh perkataan yang bisa dicerna terlebih dahulu oleh para ibu sebelum menganggapnya sebagai perundungan verbal.

"Kalau kayak kok anaknya enggak dikasih ASI. Kalau kita cerna secara subjektif, ASI itu bagus tapi dia mungkin enggak tahu kondisi kita sebenarnya seperti apa," ujarnya.

Menurut dia, perundungan terkadang juga datang dari orang-orang terdekat seperti teman atau bahkan keluarga sendiri. Untuk kondisi ini, menurut Dessy, para ibu harus mampu berpikir terbuka.

"Yang rancu itu mom shaming dari keluarga atau orang terdekat. Pertama kita open minded pasti dia niat baik. Kalau tidak cocok enggak usah diambil. Kalau kita bisa terima segala kritikan bisa diambil sebagai nasihat jadi jangan baper," kata dia.

"Itu bisa dilatih kok caranya berpikir terbuka. Secara pikiran jangan baper jangan dimasukin hati dan harus dicerna," tuturnya.

Penanganan terhadap mom shaming sangat berguna untuk kesehatan mental bagi para ibu agar tidak mengalami tekanan psikologis.

Baca juga: Vicky Shu alami body shaming usai melahirkan

Baca juga: Ini hal yang sering dilupakan ibu hamil saat akan melahirkan

 

Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019