Garuda Indonesia telah melakukan pemeriksaan terhadap beberapa pesawat yang memiliki 30.000 siklus terbang
Garuda Indonesia telah menjalankan prosedur inspeksi dan pemeriksaan komprehensif terhadap armada B737-800 NG yang dioperasikan yang telah mencapai 30.000 siklus terbang sebagai tindak lanjut dari temuan Federal Aviation Administration (FAA)
Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia M Ikhsan Rosan dalam keterangan di Jakarta, Rabu mengatakan temuan itu, yakni Continued Airworthiness Notification to the International Community (CANIC) mengenai imbauan pemeriksaan armada B737-800 NG (Next Generation).
Baca juga: Retakan ditemukan di 38 pesawat Boeing 737 NG
“Garuda Indonesia telah melakukan pemeriksaan terhadap beberapa pesawat yang memiliki 30.000 siklus terbang, mayoritas pesawat Boeing Seri NG yang dioperasikan Garuda Indonesia masih tergolong baru, sehingga banyak yang belum mencapai angka siklus terbang tersebut,” kata Ikhsan.
Terdapat tiga unit Boeing NG yang sudah mencapai siklus terbang 30.000. Dari hasil pemeriksaan tersebut, Garuda Indonesia telah melakukan antisipasi grounded pada 1 (satu) unit B737-800 NG sejak 5 Oktober 2019 yang diduga mengalami retakan pada pickle fork pesawat.
Adapun saat ini Garuda Indonesia tengah melakukan pemeriksaan lebih lanjut bersama Boeing.co sebagai pabrikan pesawat atas temuan tersebut.
"Kami juga terus melaksanakan koordinasi intensif bersama Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan dalam menindaklanjuti laporan FAA tersebut tentunya dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan penerbangan sesuai regulasi yang berlaku", katanya.
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan menginspeksi seluruh pesawat B737 NG (Boeing 737 NG) atas laporan FAA terhadap penemuan retakan di badan pesawat jenis tersebut.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Polana B Pramesti dalam keterangannya menjelaskan laporan FAA tersebut, yakni perihal kondisi yang berpotensi membahayakan keselamatan di mana ini dipicu oleh laporan retak yang ditemukan pada frame fitting outboard chords and failsafe straps adjacent to the stringer S-18A straps atau semacam rangka yang membentuk badan pesawat.
Baca juga: Uji terbang pesawat Lion Air Boeing 737-800 NG di Samarinda berjalan mulus
Hal itu dapat mengakibatkan kegagalan Principal Structural Element (PSE) untuk mempertahankan batas beban.
“Kondisi ini dapat mempengaruhi integritas struktural pesawat dan mengakibatkan hilangnya kontrol pesawat,” ujar Polana.
Informasi ini diterima oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara melalui laporan FAA CANIC kepada seluruh Otoritas Penerbangan Sipil Dunia (CAA), pada 27 September 2019, yang menyebutkan bahwa seluruh pesawat B737 NG disarankan untuk diperiksa guna mengetahui tingkat kerusakan yang terjadi pada setiap pesawat B737 NG.
Baca juga: Utamakan keselamatan, langkah Garuda tunda beli Boeing Max diapresiasi
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019