"Apa sih yang mau di demo, negeri ini sudah memilih jalur demokrasi yang konstitusional, pemilu sudah ada hasilnya. Komitmen," kata Ganjar di sela kegiatan seminar "Mimpi Tokoh Muda untuk Indonesia 2045" yang digelar PWI, di Jakarta, Rabu.
Menurut Ganjar, kalau kita tidak pernah tidak pernah komitmen dengan sistem demokrasi yang telah dipilih, maka sistem tersebut malah menjadi rusak.
Hal itu berimplikasi lebih jauh, karena tekanan politik jadi sangat luar biasa serta wajah politik memburuk.
"Maka yang saya contohkan negara-negara yang lain tadi, Hongkong ceritanya seperti itu kok, China tersinggung dengan Amerika, karena Hongkong menyampaikan 'US help me please'. Itu terjadi, kita tidak mau yang itu kan, kita terima saja," kata dia.
Baca juga: Istana persiapkan akomodasi tamu negara saat pelantikan presiden
Baca juga: Presiden Jokowi: Pelantikan sederhana dan hikmat
Baca juga: Presiden Jokowi: Syukuran dan arak-arakan tidak apa-apa
Sementara, kalau memang ada sesuatu yang tidak benar, lanjut Ganjar, silahkan sampaikan dengan baik di ruang yang lebih nyaman seperti diskusi.
Bangsa ini perlu menatap ke depan, bukan sebaliknya. Untuk menciptakan itu setiap pihak kata dia sebaiknya menggunakan narasi yang baik, saling menjaga dan memelihara keberagaman serta perasaan kawan yang berbeda pandangan.
"Jangan dibenturkan, karena energi kita akan habis, melelahkan sekali dan kemudian akan merusak. Mari kita lihat Hongkong, lihat semuanya, Afghanistan yang tidak pernah selesai dan kita tidak mau itu," ujarnya.
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019