Para orang tua di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat mulai khawatir anak mereka terutama balita terkena penyakit karena terpapar kabut asap yang semakin tebal.asap hari ini paling tebal bahkan lebih parah dibanding September lalu
Orang tua di Solok Selatan Rita, di Padang Aro, Rabu, mengatakan, anaknya yang baru berusia dua tahun sudah mulai batuk-batuk sejak dua hari ini atau semenjak kabut asap semakin tebal menyelimuti daerah itu.
"Kami sebagai orang tua yang memiliki balita sangat khawatir anak terkena penyakit akibat kabut asap yang semakin tebal bahkan sudah berbau," katanya.
Apalagi, ujar dia, balitanya juga tidak mau dipasangkan masker untuk mengurangi risiko terkena penyakit.
Baca juga: Kabut asap kian pekat selimuti Padang, jarak pandang tiga kilometer
Selain itu, orang tua juga kesulitan mencegah anak bermain di luar terutama balita yang belum bisa diberi penjelasan.
Menurut dia, jangankan anak-anak ia saja sudah merasakan mata perih serta agak sesak saat bernafas karena tebalnya kabut asap.
"Kita saja orang tua sudah mulai sesak nafas karena tebalnya asap," ujarnya.
Orang tua lainnya Yosa mengatakan, ia juga khawatir akan kesehatan anaknya sebab kabut asap tambah tebal setiap harinya.
"Anak saya baru tiga tahun dan sangat mudah terserang penyakit pernapasan karena kondisi asap semakin parah," ujarnya.
Dia menyebutkan, kabut asap hari ini merupakan yang paling tebal bahkan lebih parah dibanding September lalu.
Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Solok Selatan, Inroni Muharamsyah, mengatakan, pihaknya akan segera melaksanakan rapat koordinasi dengan lintas sektor mencari solusi kabut asap yang semakin tebal.
Dia mengatakan, saat ini pihaknya mendapat informasi kalau titik api kebakaran hutan dan lahan ada di Provinsi Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung.
"Di tempat kita tidak ada kebakaran lahan sehingga asap ini memang kiriman dari provinsi lain," ujarnya.
Dia mengimbau masyarakat untuk selalu menggunakan masker untuk mengurangi risiko terpapar penyakit akibat kabut asap.
"Masyarakat diimbau mengurangi aktivitas di luar ruangan," ujarnya.
Baca juga: BMKG perkirakan kabut asap karhutla makin menipis dua hari ke depan
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019