Harusnya nasib sepak bola Indonesia itu di tangan timnas senior
Pelatih tim nasional Indonesia U-19 Fakhri Husaini meminta masyarakat tak terlalu membebani anak asuhnya untuk menang menyusul hasil buruk yang diraih timnas senior di ajang kualifikasi Piala Dunia 2022.
Fakhri saat konfrensi pers menjelang lga dengan tim U-19 China di Surabaya, Rabu, mengatakan dari beberapa kelompok usia, nasib sepak bola Indonesia harusnya ditentukan oleh prestasi timnas senior, bukan timnas kelompok umur.
"Timnas sekarang ada berapa kelompok usia yaitu U-16, U-19, U-20 dan senior, harusnya nasib sepak bola Indonesia itu di tangan timnas senior. Seberapa banyak pun prestasi (timnas kelompok umur), yang akan naikkan peringkat FIFA itu ditentukan oleh seberapa bagus timnas senior," kata dia.
Baca juga: Fakhri tak akan ubah formasi-strategi timnas U-19
Fakhri mengingatkan bahwa tujuan utama timnya dibentuk adalah untuk menyumbang banyak pemain bagi timnas senior.
"Mohon didoakan, jangan berikan beban yang terlalu berlebih. Tugas saya sebagai pelatih muda bukan berapa banyak gelar, tapi berapa banyak pemain yang kami sumbangkan ke timnas senior. Itu tugas kami sebenarnya," ujarnya.
Kendati demikian, Fakhri meminta anak asuhnya tetap bermain serius demi memberikan kemenangan bagi masyarakat Indonesia, sebab masyarakat merindukan timnas dapat berbicara banyak di ajang internasional.
Baca juga: Fakhri ingin China berikan tekanan kepada Garuda Muda
"Apapun itu kami akan lakukan tugas yang dibebankan. Saya sampaikan ke pemain, masyarakat Indonesia merindukan kemenangan, tak peduli lagi timnas kelompok umur berapapun, kami akan coba memberikan yang terbaik," katanya.
Pada uji coba lawan China U-19 di Gelora Bung Tomo Surabaya, Kamis (17/10), Fakhri membawa 26 pemain, termasuk gelandang Andre Oktaviansyah yang baru sembuh dari cedera.
Tapi saat uji coba berikutnya melawan China di Bali, Fakhri ingin mengurangi tiga pemain agar bisa fokus.
Baca juga: Fakhri: antipasi 'set piece' PR timnas U-19 usai dikalahkan Iran
Pewarta: Fiqih Arfani/Willy Irawan
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019