"Kesehatan dan kesejahteraan atlet selalu menjadi pusat perhatian kami," kata Presiden IOC Thomas Bach dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Tokyo uji salju buatan dinginkan penonton Olimpiade musim panas 2020
"Pertandingan olimpiade adalah platform tempat para atlet dapat memberikan penampilan 'sekali seumur hidup', dan langkah-langkah ini memastikan mereka memiliki kondisi untuk memberikan yang terbaik."
Panitia telah mencari cara untuk melindungi atlet dan penonton dari suhu Tokyo yang panas terik yang diperkirakan terjadi selama Olimpiade Musim Panas dan Paralimpik tahun depan.
Tokyo mengadakan uji maraton pada bulan September, menyiapkan tenda yang dilengkapi dengan mesin kabut untuk penonton. Para pejabat juga telah merencanakan untuk mengadakan balapan jarak jauh selama jam-jam yang lebih dingin, tetapi pertanyaan tetap ada apakah langkah-langkah seperti itu sudah cukup.
Baca juga: Satu tahun jelang Olimpiade, Tokyo dinilai paling siap
Kelembaban mencekik dan suhu tinggi di maraton kejuaraan dunia baru-baru ini di Doha terbukti sangat melelahkan meskipun dimulai tengah malam. Hampir sepertiga dari 70 starter gagal mencapai garis finish, memicu perdebatan tentang kesejahteraan atlet.
Suhu di Tokyo selama bulan Juli dan Agustus, ketika kota ini menjadi tuan rumah Olimpiade dan Paralimpiade, umumnya melebihi 30 derajat Celcius, dengan kelembaban tinggi menambah ketidaknyamanan.
Baca juga: Tokyo berusaha atasi masalah transportasi saat Olimpiade
Suhu di Kota Sapporo selama periode itu adalah lima hingga enam derajat celcius lebih dingin pada siang hari daripada di Tokyo, kata IOC.
Perubahan lokasi akan dibahas dengan pihak lain termasuk kota tuan rumah Tokyo dan penyiar, tambahnya.
Sumber: Reuters
Pewarta: Maria D Andriana
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019