• Beranda
  • Berita
  • Asap masih selimuti Palembang meski diguyur hujan

Asap masih selimuti Palembang meski diguyur hujan

17 Oktober 2019 09:41 WIB
Asap masih selimuti Palembang meski diguyur hujan
Kabut asap pekat menyelimuti Kota Palembang meski sehari sebelumnya diguyur hujan, Kamis (17/102019) (ANTARA/Aziz Munajar/19)

ada aliran massa udara mengandung uap air ke arah pusat tekanan rendah, dari fenomena inilah potensi hujan itu ada,

Kabut asap pekat masih menyelimuti Kota Palembang meski hujan intensitas ringan hingga sedang sempat mengguyur wilayah tersebut pada rabu (16/10) siang dan malam.

Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi SMB II Palembang, Bambang Beny Setiaji, di Palembang, Kamis, mengatakan asap masih menyelimuti Kota Palembang karena wilayah sumber asap di Kabupaten  Ogan Komering Ilir (OKI) tidak terpapar hujan.

"Kondisi asap masih tetap berpotensi terjadi di Sumsel karena wilayah-wilayah yang memiliki jumlah titik panas signifikan belum terpapar hujan, apalagi lahan gambut yang terbakar cukup luas dan dalam," ujar Beny.

Menurut dia kebakaran hutan, kebun dan lahan akan efektif padam jika terjadi hujan dengan sistem konvektif berskala Meso, sebab hujan yang diakibatkanya berlangsung lama dan kerap terjadi pada malam hingga pagi hari.

Baca juga: Asap pekat, sekolah di Palembang perpanjang libur


Fenomena asap, kata dia, diindikasikan dengan kelembapan yang rendah dengan partikel-partikel kering di udara, sehingga mengurangi jarak pandang, beraroma khas, berefek perih di mata, mengganggu pernafasan dan matahari terlihat berwarna jingga pada sore hari.

"jika ada campuran kelembapan yang tinggi seperti partikel basah atau uap air, maka akan membentuk fenomena kabut asap yang umumnya terjadi pada pagi hari," tambahnya.

Namun BMKG memprediksi adanya potensi hujan pada 17-19 Oktober 2019 dengan kriteria hujan sedang hingga lebat di Kabupaten Musi Rawas, Muratara, Empat Lawang, Musi Banyuasin, Lahat, PALI, OKU, OKU Selatan, Muara Enim, Kota Prabumulih, Palembang, Lubuklinggau dan Pagaralam.

"Secara regional, adanya pusat tekanan rendah di Samudera Hindia mengakibatkan bertemunya aliran massa udara dari Laut Cina Selatan dan Laut Jawa yang mengandung uap air ke arah pusat tekanan rendah tersebut, dari fenomena inilah potensi hujan itu ada," jelasnya.

Sementara untuk potensi hujan ringan terjadi di Kabupaten Banyuasin, OKI, Ogan Ilir dan OKU Timur.

Baca juga: Tips menghadapi kabut asap pekat seperti di Palembang
 

Pewarta: Aziz Munajar
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019