Hasil pantauan dari alat pencatat Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang terdapat di dekat Tugu Keris Siginjai Kota Baru pada Kamis pagi menunjukkan status berbahaya dengan indeks pm10 dengan nilai 212. Kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menyelimuti wilayah Kota Jambi kian hari dinilai makin pekat.
"Iya makin hari sepertinya kabut asapnya di Kota Jambi dan sekitarnya masih tetap pekat saja, bukannya hilang setelah diguyur hujan kemarin," kata Javer, pengguna jalan warga Kota Jambi.
Warga Kota Jambi masih berharap untuk Kamis ini dan ke depannya akan terjadi hujan deras sehingga kabut asap bisa hilang dan warga bisa kembali menjalani aktivitasnya tanpa mengkhawatirkan dampak kesehatan akibat kabut asap yang sudah beberapa bulan terakhir ini melanda Provinsi Jambi.
Baca juga: Kabut asap di Kota Jambi makin pekat di pagi hari
Sementara itu Pemerintah Kota Jambi, mulai dari Kamis ini hingga Sabtu (19/10) mengeluarkan kebijakan, seluruh pelajar mulai dari tingkat Paud, TK, SD, SMP dan SMU sederajat diliburkan akibat pekatnya kabut asap yang melanda Jambi belakangan ini dan keputusan meliburkan anak sekolah tersebut untuk yang kedua kalinya selama kabut asap terjadi di Jambi.
Sementara berdasarkan pantauan Sensor Modis (Satelit Terra and Aqua), SNPP dan NOAA20, pada tingkat kepercayaan lebih dari 50 persen tertanggal 16 Oktober 2019 pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB di Wilayah Provinsi Jambi terdapat 15 (lima belas) titik panas.
Titik panas terebut tersebar pada Kabupaten Muarojambi ada tiga titik, Tanjung Jabung Timur ada 10 titik, Sarolangun ada satu titik panas dan Kabupaten Kerinci juga satu titik panas.
Baca juga: Kabut asap semakin pekat, Jambi liburkan sekolah
Baca juga: Hujan deras, kabut asap di Kota Jambi dan sekitarnya mulai menipis
Baca juga: Kabut asap di Jambi semakin pekat, kualitas udara berbahaya
Pewarta: Nanang Mairiadi
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019