"Untung Gus Dur tidak jumpa medsos. Dia bisa di-bully (dirundung) terus jika ada di era saat ini," kata Said di Pondok Pesantren Tambak Beras, Jombang, Kamis.
Menurut dia, di era medsos arus informasi begitu deras mempengaruhi cara berpikir masyarakat, termasuk kecenderungan perilaku mencaci melalui dunia digital.
Komentar soal Abdurrahman Wahid itu disampaikan Said usai mengunjungi sejumlah pesantren dan berziarah ke makam para tokoh NU di Jombang, termasuk di pusara Gus Dur.
Baca juga: PBNU instruksikan ziarah kubur sambut Hari Santri
Baca juga: PBNU ziarah ke Jombang sambut Hari Santri Nasional
Terkait perundungan di medsos, Said mengatakan dirinya sudah terbiasa menjadi sasaran cacian warganet.
"Kadang saya pantau, dalam seminggu kok tidak ada yang caci saya. Karena sudah kebal, bully tidak nambah dan mengurangi keadaan saya, tidak mempengaruhi saya seperti saat ini," katanya.
Dengan segala kritikan warganet, kata dia, NU tetap konsisten untuk selalu membawa pada kejayaan Islam. "Susunan pengurus boleh ganti tapi bagi Islam berasas 'ahlussunah wal jamaah', latar belakang historikal, sama prinsipnya, sama tujuan," katanya.*
Baca juga: Jenguk Wiranto, Said Aqil: Radikalisme sudah darurat
Baca juga: PBNU minta pemerintah tindak tegas pelaku terorisme
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019