Belakangan ekonomi syariah menjadi daya tarik baru dalam perekonomian global.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa pihaknya akan selalu mendukung perkembangan keuangan syariah di Indonesia sebab menjadi daya tarik baru dalam perekonomian global.
“Belakangan ekonomi syariah menjadi daya tarik baru dalam perekonomian global,” katanya di Gedung Bappenas, Jakarta, Kamis.
Bambang menuturkan tren populasi Muslim global yang terus meningkat membuat ekonomi syariah berpeluang besar menjadi katalisator dalam pertumbuhan ekonomi global.
Ia melanjutkan pada 2030 jumlah penduduk Muslim dunia diprediksi akan melebihi seperempat dari populasi global sehingga pasar ekonomi syariah global saat itu diperkirakan mencapai 3 triliun dolar AS dan aset keuangan syariah 3,8 triliun dolar AS.
“Perkembangan ekonomi syariah global juga tak luput dari meningkatnya kesadaran masyarakat tentang konsep ekonomi berbasis etika,” ujarnya.
Baca juga: Kontribusi aset keuangan syariah capai 8,71 persen pada Juli 2019
Menurut Bambang, Indonesia telah memberikan perkembangan ekonomi syariah yang cukup memuaskan dilihat dari semakin meningkatnya jumlah institusi keuangan syariah berjumlah 4 ribu yang menawarkan berbagai layanan dan produk syariah.
“Ada bank syariah, perkreditan rakyat syariah, asuransi syariah, dana pensiun syariah, pegadaian syariah, koperasi syariah dan financial techonolgy (fintech) syariah,” katanya.
Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan Juli 2019 jumlah aset keuangan syariah Indonesia yang tidak termasuk saham atau Baitul Mal Tanwil (BMT) mencapai 94,44 miliar dolar AS dengan pangsa pasar 8,29 persen dari total pangsa global.
Total aset perbankan syariah mencapai Rp499,34 triliun atau setara 5,95 persen dari total pangsa pasar keuangan syariah, serta sektor keuangan non bank syariah mencapai Rp102 triliun, reksadana syariah mencatat aset Rp33 triliun, dan sukuk korporasi sebesar Rp700 triliun.
Baca juga: Bappenas akan tindak lanjuti permintaan masyarakat Suku Dayak
Industri pasar modal syariah telah mengalami perkembangan yang positif yaitu kapitalisasi saham syariah berdasarkan indeks saham syariah Indonesia mencapai Rp3.700 triliun pada akhir Juni 2019 dan total aset diperkirakan sebesar Rp7,2 triliun.
“Hal itu menunjukkan bahwa perbankan syariah terus mengalami pertumbuhan aset, pembiayaan, dan deposito yang kuat,” ujarnya.
Bambang menambahkan, Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) akan turut membantu pemerintah dengan tugasnya yaitu membangun dan mendukung pertumbuhan ekonomi syariah dalam peningkatan perekonomian nasional.
Direktur Eksekutif KNKS Ventje Rahardjo Soedigno mengatakan dalam mencapai visi dan misi tersebut pihaknya memiliki empat strategi utama yaitu menguatkan rantai perekonomian halal, penguatan perekonomian syariah, penguatan usaha mikro kecil menengah, dan penguatan ekonomi digital.
"KNKS juga secara aktif mendorong perbankan syariah bekerja sama dengan seluruh perbankan syariah terutama dengan asosiasi untuk melakukan berbagai macam kegiatan, antara lain link and match dengan berbagai pihak,” kata Ventje.
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019