Juncker mengungkapkan perkembangan itu hanya beberapa hari sebelum para pemimpin kelompok negara-negara Eropa itu melakukan pertemuan di antara mereka.
Secara terpisah, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan, "Kami punya kesepakatan Brexit yang baru."
Juncker mengatakan dalam sebuah surat bahwa ia akan mengusulkan kepada para pemimpin 27 negara lain Uni Eropa agar menyetujui kesepakatan tersebut.
Ia menambahkan bahwa saat ini adalah "waktu yang tepat" untuk menyelesaikan proses pemisahan tersebut dan melangkah maju sesegera mungkin menuju perundingan kemitraan Uni Eropa dengan Inggris pada masa depan.
Namun, partai Irlandia Utara --yang dukungannya diperlukan Johnson untuk meratifikasi setiap perjanjian-- menolak untuk mendukung kesepakatan.
Kesepakatan tersebut dicapai setelah perundingan berlangsung selama berminggu-minggu.
Johnson berharap mendapat persetujuan atas kesepakatan tersebut saat pemungutan suara digelar dalam sidang luar biasa Parlemen Inggris pada Sabtu (19/10). Jika disetujui, kesepakatan itu akan membuka jalan bagi Inggris untuk keluar dari Uni Eropa pada 31 Oktober secara tertata.
Mata uang Inggris poundsterling naik satu persen dan harga saham Inggris menggeliat setelah pengumuman muncul bahwa kesepakatan telah dicapai.
Sumber: Reuters
Baca juga: Dolar AS melemah, tertekan lonjakan pound di tengah optimisme Brexit
Baca juga: Prancis: Brexit akan tanpa kesepakatan jika Inggris tak berkompromi
Pewarta: Tia Mutiasari
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019