Pemain internasional Jamaika itu berkomentar setelah pertandingan kualifikasi Piala Eropa 2020 Inggris di Bulgaria, yang dinodai oleh perilaku para pendukung tuan rumah yang mengejek pemain berkulit hitam dengan cemooh monyet dan salam Nazi.
"Saya harus mengatakan (pelecehan rasis ini) lebih buruk jika dibandingkan ketika saya pertama kali memulai karier. Tetapi waktu itu tidak ada aspek media sosial untuk melakukan itu semua," kata Morgan sebagaimana dilansir dari Reuters, Jumat.
Baca juga: Bulgaria vs Inggris dua kali dihentikan wasit karena cemoohan rasial
"Itu (media sosial) tampaknya menjadi katalisator bagi sebagian besar perilaku rasis yang sedang terjadi. Saat ini, itu adalah cara mudah untuk menargetkan pemain dengan mengatakan hal-hal negatif."
"Karenanya, sisi media sosial ini perlu dikontrol."
Baca juga: Jika rasisme terulang, Kane siap pimpin Inggris tinggalkan lapangan
Morgan mengatakan ia telah didekati para pejabat Liga Premier Inggris agar bersedia menjadi bagian dari Komite Penasihat BAME (kulit hitam, Asia dan etnis minoritas) yang baru mereka bentuk dengan tujuan menangani rasisme dalam olahraga.
"Ini peluang bagus dan saya punya sesuatu untuk ditawarkan," tambah pemain berusia 35 tahun itu.
"Kami akan mencoba membuat perubahan bagi generasi masa depan, sehingga akan lebih mudah bagi mereka untuk hadir tanpa harus melalui rasisme dalam kapasitas apa pun."
Baca juga: Bos sepak bola Bulgaria mundur gara-gara fans rasis
Baca juga: Lukaku desak FA bertindak lebih tegas terhadap aksi rasialisme
Pewarta: Junaydi Suswanto
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2019