• Beranda
  • Berita
  • Benarkah fenomena ikan mati mendadak di Maluku terkait dengan gempa?

Benarkah fenomena ikan mati mendadak di Maluku terkait dengan gempa?

18 Oktober 2019 17:33 WIB
Benarkah fenomena ikan mati mendadak di Maluku terkait dengan gempa?
Biota laut yang ditemukan mati di pesisir pantai Desa Lelingluan, Kecamatan Tanimbar Utara, Kabupaten Kepulauan Tanimbar pada 13 Oktober 2019. ANTARA/Shariva Alaidrus/am.

"Jadi rumor bahwa akan terjadi gempa besar menyusul matinya biota laut di Desa Lolonluan adalah informasi bohong dan tidak bisa dipertanggungjawabkan sumbernya," katanya.

Jakarta (ANTARA/JACX) - Cuitan akun @jayapuraupdate tentang fenomena ikan dan hewan laut yang mati seketika di Maluku, beredar di media sosial Twitter sejak 13 Oktober 2019.

Dalam kirimannya, akun @jayapuraupdate menanyakan penyebab kematian sejumlah biota laut yang diduga terjadi di Saumlaki, Maluku. Akun itu juga menarasikan pertanyaan tentang adanya kaitan antara kematian ikan, kepiting dan hewan-hewan laut lainnya dengan gempa yang akhir-akhir ini terjadi di Maluku.

Cuitan yang telah disukai 121 orang hingga Jumat (18/10) itu juga menyertakan tiga foto yang menunjukkan berbagai hewan laut terkapar di pasir.

Klaim: Kematian ikan yang mendadak berkaitan dengan aktivitas gempa di Maluku
Rating: Salah/Disinformasi

Penjelasan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengklarifikasi bahwa fenomena kematian berbagai biota laut di pesisir pantai Desa Lolonluan, Kecamatan Tanimbar Utara, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, tidak terkait dengan aktivitas gempa.

Ahli tsunami BNPB Abdul Muhari menjelaskan peristiwa yang terjadi pada 13 Oktober 2019 tersebut masuk dalam fenomena "upwelling" atau arus naik ke permukaan.

Fenomena upwelling ini biasanya juga ditandai dengan terdamparnya biota laut dangkal.

"Biota-biota yang selama ini seringkali mati dalam jumlah besar, kemudian terdampar di pantai adalah biota permukaan atau biota laut dangkal-karang, bukan biota laut dalam," kata Abdul.

Menurut dia, peristiwa upwelling bukan merupakan efek aktivitas lempeng atau sesar. Fenomena itu juga tidak merujuk pada tanda-tanda akan muncul gempa besar.

Abdul menambahkan hingga saat ini belum ada penelitian yang menyimpulkan keterkaitan antara biota laut permukaan, dengan aktivitas kegempaan dari laut yang biasanya bersumber pada lempeng dengan kedalaman lebih dari 1.000 meter.

"Jadi rumor bahwa akan terjadi gempa besar menyusul matinya biota laut di Desa Lolonluan adalah informasi bohong dan tidak bisa dipertanggungjawabkan sumbernya," katanya.
Tangkapan layar konfirmasi hoaks oleh Kominfo (Antara/Kominfo)


Cek fakta: BNPB : biota laut mati di Tanimbar tidak terkait gempa

Cek fakta: LIPI imbau masyarakat tidak panik dengan kematian ikan di Tanimbar

Cek fakta: DKP: Belum ada laporan kesehatan terganggu akibat konsumsi ikan mati


 

Pewarta: Tim JACX dan Kominfo
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2019