Dana yang diberikan untuk mahasiswa penerima Bidikmisi juga meningkat, dari sebelumnya Rp650.000 menjadi Rp700.000 per bulan,
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) RI, Mohamad Nasir mengatakan Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi di Indonesia naik hingga 34,8 persen pada 2019.
"Persentase APK ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2015, yang mana hanya 29,92 persen," ujar Nasir dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.
Naiknya jumlah APK tersebut, lanjut dia tak lain karena keberhasilan sejumlah program pemerintah mulai dari pemberian beasiswa hingga pembelajaran jarak jauh atau kelas daring.
Baca juga: Menristekdikti nobar film "Bebas" bersama mahasiswa
Dengan pembelajaran jarak jauh, tambahnya pendidikan menjadi murah dan bisa diakses dimana saja serta kapan saja.
Sampai saat ini, jumlah penerima beasiswa Bidikmisi sebanyak 356.009 penerima. Setiap tahun mengalami kenaikan 60.000 hingga 70.000 peserta baru.
"Dana yang diberikan untuk mahasiswa penerima Bidikmisi juga meningkat, dari sebelumnya Rp650.000 menjadi Rp700.000 per bulan. Kami mengusulkan untuk meningkatkan hingga mencapai Rp1 juta per bulan, tergantung disetujui atau tida," jelasnya.
Baca juga: Menristekdikti sebut publikasi mahasiswa PMDSU cukup banyak
Sebagian besar penerima Bidikmisi tersebut memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,21. Menurut Nasir, hal itu merupakan prestasi yang membanggakan karena mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi berasal dari keluarga tidak mampu.
Nasir berharap dengan semakin banyak anak-anak Indonesia yang mengecap pendidikan tinggi, maka jumlah angka kemiskinan di Tanah Air semakin mengecil. Hal itu dikarenakan pendidikan merupakan salah satu cara untuk memutus mata rantai kemiskinan.
Baca juga: Mohamad Nasir kembali jadi dosen jika tidak jadi menteri lagi
Pewarta: Indriani
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019