"Sebanyak 2019 orang tersebut akan memegang dan memainkan talempong pacik di Istano Basa Pagaruyung pada kegiatan yang sudah masuk 100 wonderful Kementerian Pariwisata RI tersebut," kata Kepala Dinas Pariwisata Tanah Datar Abdul Hakim di Batusangkar Sabtu.
Ia mengatakan pemecahan rekor MURI tersebut bertujuan untuk melestarikan budaya Minangkabau dengan tetap mengangkat budaya dan kearifan lokal.
Baca juga: Batik Tanak Liek di Sumatera Barat terus dilestarikan
Untuk tahun ini, lebih kurang 16 agenda atau atraksi bakal memeriahkan Festival Pesona Minangkabau 2019 yakni ada pawai budaya Minangkabau, arakan jamba, makan bajamba, pemecahan rekor MURI memainkan talempong pacik terbanyak.
Pagaruyung ekspo, pergelaran seni Minangkabau dan Melayu (Riau dan Malaysia), festival matrilineal, atraksi alek nagari pacu jawi.
Selanjutnya pameran foto wisata, festival kopi, dialog budaya, pasar Van der Cappelen, penghargaan bagi wartawan yang paling banyak menulis berita pariwisata dan hiburan artis Minang.
Ia mengatakan selain melestarikan dan mempromosikan pesona wisata budaya Minangkabau, ajang tersebut juga meningkatkan kunjungan wisatawan datang ke Tanah Datar dan meningkatkan PAD daerah di bidang pariwisata.
Sementara Kabid Pariwisata Tanah Datar Efrison menambahkan pemecahan rekor MURI pada Festival Pesona Minangkabau menjadi pembeda apalagi tetap mengangkat budaya dan kearifan lokal Sumatera Barat.
Seperti pada 2017, rekor MURI yang dipecahkan adalah arakan jamba terbanyak dan terpanjang, dan pada 2018 rekor yang dipecahkan adalah minuman kawa daun terbanyak.
"Untuk pemecahan rekor MURI tahun ini dengan melibatkan anak sekolah," katanya.
Ia berharap melalui festival tersebut bisa semakin diterima bagi generasi muda. Karena menurutnya generasi muda yang akan melestarikannya.
Baca juga: Agam gelar Festival Pesona Danau Maninjau
Pewarta: Syahrul Rahmat
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019