Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin menilai, figur menteri dari kalangan profesional akan lebih berani mengambil keputusan dan mengeksekusi sebuah kebijakan yang digariskan oleh Presiden Joko Widodo.Banyak figur-figur tersebut dari kalangan profesional. Kalangan profesional belum banyak terkontaminasi oleh virus permainan politik kotor
"Banyak figur-figur tersebut dari kalangan profesional. Kalangan profesional belum banyak terkontaminasi oleh virus permainan politik kotor," kata Ujang, di Jakarta, Sabtu.
Selain itu, menteri dari kalangan profesional juga tidak memiliki beban untuk balas jasa kepada parpol atau hal lainnya, sehingga mereka bisa lebih leluasa dalam bekerja menerjemahkan visi Presiden.
Baca juga: Pengamat sebut posisi wakil menteri harus berasal dari profesional
Ujang menambahkan, menteri dari kalangan profesional diyakini juga bisa mendongkrak citra Jokowi karena mereka memiliki keahlian di bidangnya, bersih, dan siap bekerja mengeksekusi kebijakan.
"Tentu bisa mengangkat citra Jokowi. Kerena kalangan profesional itu lebih bersih, ahli, dan bekerja untuk membantu Presiden dalam mengeksekusi kebijakan-kebijakan yang sudah digariskan," paparnya.
Ujang juga setuju dengan wacana kabinet meritokrasi. Dengan konsep tersebut, figur yang memiliki prestasi dan keahlian akan diposisikan sesuai dengan kemampuannya.
"Yes. The right man on the right job. Orang harus ditempatkan sesuai dengan bidang keahliannya. Karena jika kementerian tidak dipegang atau tidak dipimpin oleh ahlinya, maka tunggulah kehancurannya," ujarrnya menegaskan.
Baca juga: Presiden Jokowi diharapkan perbanyak menteri dari kalangan profesional
Peran dan kinerja menteri dari kalangan profesional berdasarkan hasil riset yang dilakukan Alvara Research Center ternyata lebih disukai publik. Berdasarkan hasil survei, publik ternyata memang lebih puas dengan menteri yang berasal dari kalangan profesional. Tak heran jika lima peringkat teratas menteri terbaik selama pemerintahan Jokowi-JK berasal dari kalangan profesional.
"Ini artinya, publik mengakui kinerja dari menteri dengan latar belakang profesional," kata CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali, dalam keterangan resminya, di Jakarta.
Diwartakan sebelumnya, Presiden Jokowi pernah mengatakan bakal mengisi kabinetnya dengan komposisi 45 persen dari kalangan parpol dan 55 persen dari kalangan profesional. Jokowi mengungkapkan bahwa dirinya telah merampungkan susunan Kabinet Kerja jilid II. Namun, dia masih merahasiakan identitas para pembantunya tersebut.
"Saya akan umumkan segera setelah pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI 2019-2024 pada 20 Oktober, bisa di hari yang sama, atau setelahnya," kata Presiden Jokowi lewat akun resmi Instagramnya @jokowi.
Baca juga: Menteri dari kalangan profesional fokus bekerja tanpa pikirkan politik
Baca juga: Pengamat: menteri dari kalangan profesional akan loyal ke Presiden
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019