• Beranda
  • Berita
  • KPK masih geledah kantor Dinas PU Medan hingga sore

KPK masih geledah kantor Dinas PU Medan hingga sore

19 Oktober 2019 18:07 WIB
KPK masih geledah kantor Dinas PU Medan hingga sore
Penyidik KPK membawa sejumlah dokumen yang di letak di dalam koper usai penggeledahan di kantor Wali Kota Medan, Jumat (18/10). (ANTARA/Nur Aprilliana Br Sitorus)
Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sejak Sabtu (19/10) pagi hingga sore masih melakukan penggeledahan di Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan Jalan Pinang Baris, Kota Medan.
 
Hingga sore ini terhitung lebih dari delapan jam para penyidik KPK masih terus melakukan penggeledahan di sejumlah ruangan di kantor Dinas PU Medan.
 
Pantauan ANTARA di lokasi, penggeledahan dilakukan secara tertutup, sejumlah wartawan tidak diperbolehkan masuk ke dalam kantor tersebut.

Baca juga: KPK geledah kantor Dinas PU Medan

Baca juga: KPK sita sejumlah berkas dari kantor Wali Kota Medan
 
Sebagaimana diketahui, penggeledahan ini dilakukan pasca-ditetapkannya Wali Kota Medan Tengku Dzulmi Eldin sebagai tersangka dugaan kasus suap.
 
Selain Tengku Dzulmi Eldin, KPK juga menetapkan dua tersangka lainnya yaitu pemberi IAN (Isa Ansyari) Kepala Dinas PUPR Kota Medan dan SFI (Syamsul Fitri Siregar) Kepala Bagian Protokoler kota Medan.
 
Sebagai pihak yang diduga penerima, Tengku Dzulmi dan Syamsul Fitir disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau huruf b atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
 
Pasal itu mengatur mengenai pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk menggerakkan agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya dengan ancaman penjara minimal 4 tahun dan maksimal seumur hidup dan denda minimal Rp200 juta maksimal Rp1 miliar.

Baca juga: KPK periksa staf Wali Kota Medan yang sempat melarikan diri

Baca juga: KPK sita dokumen perjalanan ke Jepang kasus wali kota Medan
 
Sedangkan sebagai pihak yang diduga pemberi: Isa Ansyari disangkakan melanggar pasal 5 ayat (1) huruf a atau huruf b atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
 
Pasal tersebut yang mengatur mengenai orang yang memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya dengan ancaman hukuman minimal 1 tahun penjara dan maksimal 5 tahun penjara dan denda paling sedikit Rp50 juta dan paling banyak Rp250 juta.
 
 

Pewarta: Nur Aprilliana Br. Sitorus
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019