Direktur Pusat Studi Politik dan Keamanan Unpad, Bandung, Muradi, di Jakarta, Sabtu, memprediksi jika pelantikan presiden dan wakil presiden itu akan aman.
Muradi pun menjelaskan empat hal terkait prediksinya itu.
Baca juga: PM Malaysia hingga Raja Eswatini akan hadiri pelantikan Jokowi
Baca juga: Pelantikan Presiden Jokowi akan dihadiri PM Australia Scott Morrison
Pertama, titik kulminasi massa sudah selesai pada 30 November sampai 1 Oktober yang lalu. Hal itu tidak akan ada lagi kulminasi massa di Jakarta pada saat ini.
Kedua, soal ancaman teror dalam tiga bulan terakhir sudah ada penyisiran, sehingga potensi mereka melakukan aksi bom dan sebagainya masih kecil.
"Terakhir kasus penusukan Menko Polhukam Wiranto di Pandeglang, Banten. Polisi telah melakukan penyisiran para teroris ini," kata Muradi.
Ketiga, secara politik, konsolidasi politiknya juga sudah selesai mengingat Partai Gerindra dan Demokrat sudah mulai merapat ke pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Namun, hanya 1 partai saja yang di luar pemerintahan, yakni PKS.
Keempat, dari sudut pemberitaan, pola media mainstream sudah tidak terpolarisasi lagi, sehingga targetnya bukan untuk menggagalkan pelantikan tetapi hanya untuk mengkritisi.
Baca juga: Pelantikan Presiden Jokowi, Wapres Vietnam tiba di Jakarta Sabtu malam
Namun, tambah dia, jika pelantikan ditargetkan gagal, maka yang marah tidak hanya polisi saja, tetapi yang paling utama adalah TNI.
"Bahkan ini adalah hajatnya TNI," ucap Muradi.
Baca juga: Pelantikan Presiden, Gedung MPR dipercantik tanpa tema khusus
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019