Ketua Perhimpunan Pakar Gizi (Pergizi) dan Pangan Profesor Hardinsyah dalam pernyataannya di Jakarta, Sabtu, mengatakan perbaikan gizi masyarakat menjadi salah satu pekerjaan rumah untuk pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin lima tahun mendatang.
Hardinsyah menjelaskan masalah gizi di Indonesia masih memiliki beban ganda, yakni berada dalam kondisi gizi kurang serta stunting atau kekerdilan yang masih tinggi dan di samping itu angka kelebihan gizi atau obesitas yang menyebabkan berbagai penyakit tidak menular juga tinggi.
Untuk menekan angka gizi kurang dan obesitas atau kegemukan ini diperlukan sosialisasi yang efektif. Menurut Hardinsyah, salah satu cara agar edukasi mengenai kesehatan bisa lebih efektif yaitu disampaikan secara moral dan spiritual.
"Jadi sebenarnya kalau saja kita lakukan edukasi meyakinkan dengan dasar moral spiritual bahwa kalau di agama saya, agama Islam makan berlebih itu temannya setan, pasti orang ngga mau jadi temannya setan," kata dia.
Apalagi menurut Hardinsyah saat ini masyarakat Indonesia sudah semakin religius dan bisa dengan mudah mengakses informasi dan ilmu-ilmu agama melalui internet. Dia menyarankan agar para ulama tidak hanya menyampaikan persoalan mengenai surga dan neraka, melainkan juga kehidupan sehari-hari termasuk soal kesehatan.
"Atau dengan cara moral. Kalau orang kebutuhannya sederhana Indonesia ini cukup untuk memenuhi kebutuhan orang-orang, tapi tidak akan bisa memenuhi kebutuhan orang yang tamak," kata dia.
Baca juga: Menkes berpesan kepada masyarakat untuk terus berperilaku hidup sehat
Baca juga: Ciptakan masyarakat sehat Polda Kalsel adakan Bakti Kesehatan Polri
Baca juga: BPJS: JKN sudah berikan banyak manfaat untuk masyarakat
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019