"Itu yang kemarin ditawarkan pihak PT NSI dan PT SWA saat melakukan kunjungan kerja di Trenggalek. Dengan sistem crowdfunding, pembangunannya tidak murni investasi atau kepemilikan satu orang atau perusahaan saja, masyarakat juga bisa ikut memiliki, bisa iku berinvestasi," kata Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin.
Crowdfunding atau urunan dana adalah sistem penggalangan dana dari sejumlah besar orang untuk membiayai suatu proyek atau usaha.
Kata Aifin, pihaknya sedang menjajaki detil kerjasama tersebut. Kunjungan PT NSI ke Trenggalek sendiri sudah yang keempat, menandakan mereka serius ingin berinvestasi dalam pengembangan parwisata di pesisir Trenggalek.
Baca juga: Dua investor siap garap pengelolaan wisata di pesisir Trenggalek
"Kami tadi sudah diskusi terkait disain dan saya rasa sudah cukup ok, tinggal mekanisme investasinya nanti seperti apa," kata Arifin.
Menurut Arifin, usulan pendanaan dengan sistem "crowdfunding" dimaksudkan agar pelaksanaan bisa cepat karena pembiayaan bisa urunan dari dari segala macam sumber.
"Pariwisata ini butuh pembangunan yang cepat, kalau satu investor diminta untuk membangun 10 spot wisata mungkin akan berat di investor tersebut dan belum tentu juga dukungan masyarakat sekitar bagus," katanya.
Baca juga: Banyu Nget, ikon wisata rintisan di tengah hutan durian Trenggalek
Namun kalau dengan crowdfunding, semua itu bisa dilakukan dengan cara urunan dan dana yang cukup besar itu bisa ditanggung bareng-bareng.
Kalau pariwisata itu bisa jual banyak spot di satu kawasan itu maka kunjungan wisatanya akan bagus.
"Percuma bila sudah jauh-jauh di Trenggalek ternyata hanya bisa melihat satu pantai saja. Itu sekarang yang sedang kita diskusikan lebih lanjut," katanya.
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019