• Beranda
  • Berita
  • Polda Maluku minta huruf-huruf di badan ikan tak dikaitkan gempa

Polda Maluku minta huruf-huruf di badan ikan tak dikaitkan gempa

21 Oktober 2019 20:33 WIB
Polda Maluku minta huruf-huruf di badan ikan tak dikaitkan gempa
Nelayan Maluku di Keramba Jaring Apung (ANTARA/ HO-Pendam 16)

masyarakat tidak perlu panik dengan penemuan ikan seperti itu

Huruf-huruf alfabet di badan ikan bukanlah merupakan sesuatu hal yang luar biasa dan tidak perlu dikait-kaitkan dengan gempa, kata Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol M. Roem Ohoirat.

"Penemuan ikan oleh nelayan di Dusun Tanah Goyang, Kecamatan Huamual, Kabupaten Seram Bagian Barat yang ada huruf-huruf alfabet yang tidak beraturan di bagian sisik luarnya hanyalah hal biasa," kata Roem Ohoirat di Ambon, Senin.

Tubuh ikan yang terdapat huruf-huruf secara acak namun ada kata 'Ambon' yang posisinya terbalik dan tidak beraturan ini sempat membuat heboh warga setempat  dan beredar luas di media-media sosial.

Bahkan ada yang mengait-ngaitkan tulisan di tubuh ikan ini dengan fenomena kejadian alam seperti gempa bumi yang getaran susulannya masih melanda wilayah Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Kota Ambon, dan Pulau Haruku sejak 26 September 2019 sampai hari ini.

 Baca juga: BMKG: Fenomena ikan mati tidak dijadikan dasar ilmu kegempaan


Menurut dia, penemuan ikan seperti ini bukan baru pertama kali terjadi di Maluku, khususnya Kabupaten SBB, tetapi sudah pernah ditemukan juga di daerah lain di Maluku, bahkan di negara lain.

Kejadian seperti ini juga pernah terjadi di negara lain seperti Filipina atau daerah lainnya, katanya.

"Bahkan para ahli menyebutkan kalau kejadian huruf-huruf yang menempel di badan ikan ini diduga akibat banyaknya sampah-sampah plastik atau benda lain di dalam laut dan menempel di tubuh ikan," ujarnya.

Jadi masyarakat tidak perlu panik dengan penemuan ikan seperti itu lalu mengaitkannya dengan peristiwa atau fenomena alam, ujar dia.

. Baca juga: Warga pesisir Ambon khawatir tsunami datang setelah ribuan ikan mati
 

Pewarta: Daniel Leonard
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019