"Saat ini kami terus berupaya untuk melakukan injeksi pendinginan ke dalam timbunan sampah agar air bisa masuk sampai ke titik api. Teknik injeksi ini merupakan salah satu inovasi dari Pemadam Kebakaran Kota Malang, karena memang baru kami yang memilikinya," kata Wali Kota Malang Sutiaji saat meninjau lokasi kebakaran di TPA Supiturang Kota Malang, Senin.
Hanya saja, kata Sutiaji yang didampingi Sekda Kota Malang Wasto dan sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) itu mengemukakan saat ini Kota Malang baru memiliki dua alat injeksi.
Baca juga: Pemadaman api di TPA Supit Urang Kota Malang terkendala akses air
"Kami akan tambahkah 5 alat lagi untuk memadamkan bara api di TPA Supiturang. Sebenarnya yang dibutuhkan 7 unit dan alat injeksi ini akan dipasang di setiap 200 meter di lokasi kebakaran," tuturnya.
Nantinya, kata Sutiaji, air yang masuk ke alat injeksi akan terus di alirkan tanpa henti sampai bara api yang ada di dalam benar-benar padam. Jadi, selain penyiraman air dari atas, juga akan dilakukan pemadaman api dari dalam tumpukan sampah dengan menggunakan alat injeksi.
Sejak Minggu (20/10) hingga hari ini (Senin, 21/10) api masih berkobar di area tumpukan sampah di TPA Supiturang, Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Sukun, Kota Malang.
Teknik penggunaan pipa injeksi atau pipa suntikan tersebut, di setiap pinggir pipa akan diberi lubang. Kemudian pipa tersebut dimasukkan ke dalam bara api (tumpukan sampah) yang berada di TPA Supiturang. Selanjutnya, baru dipasangi selang air di bagian ujungnya dan kemudian disemprotkan, dimana air tersebut akan mengalir melalui lubang-lubang.
Baca juga: Pemkot Malang targetkan reduksi sampah hingga 200 ton per hari
"Kalau cuma disemprot di atas saja, itu tidak efektif. Karena bara apinya ada di dalam," ucap Jose Bello, mantan Kepala Pemadam Kebakaran Kota Malang yang ditugaskan Sutiaji untuk membantu memadamkan kebakaran di TPA Supiturang.
Menurut Jose Bello, yang kini menjadi Kepala Seksi Angkutan Barang di Dinas Perhubungan Kota Malang itu, inovasi pipa injeksi pernah diterapkannya ketika TPA Supiturang dilanda kebakaran tahun 2017/2018. Hasilnya pun cukup efektif, karena dalam sekali penyemprotan bisa menyemburkan air sejauh 50 meter.
Oleh karena itu, perlu ada tambahan lima pipa injeksi dalam pemadaman kebakaran di TPA Supiturang karena Damkar hanya punya dua dari tujuh yang dibutuhkan.
Untuk memadamkan api pada gunungan sampah di TPA Supiturang tersebut, Sutiaji juga menginstruksikan kepada OPD terkait, seperti DLH, Satpol PP, BPBD, DPU, Disperkim, Dinsos, dan Dinkes agar terus berupaya memadamkan api serta menangani masyarakat yang terkena dampak, khususnya dari segi kesehatan.
Akibat terbakarnya gunungan sampah di area TPA Supiturang tersebut, sedikitnya tujuh warga sekitar mengalami sesak nafas dan sudah ditangani di Puskesmas terdekat.
Tiap tahun musibah kebakaran di kawasan TPA Supiturang cenderung akan terus terjadi akibat kemarau panjang yang cukup panas, sehingga memicu gas metan untuk terbakar.
Baca juga: TPA Supit Urang Kota Malang terbakar
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019