"Momen Hari Santri ini harus dijadikan pemerintah untuk mendukung upaya memperbanyak para penghafal Al Quran," kata legislator asal daerah pemilihan Sumatera Barat (Sumbar) II itu melalui keterangan tertulis terkait Hari Santri Nasional yang diterima di Jakarta, Selasa.
Untuk mereaslisasikan hal tersebut, pemerintah pusat maupun daerah didorong untuk terus memfasilitasi para santri yang sedang menimba ilmu di pondok pesantren.
Nevi yang juga istri Gubernur Sumatera Barat tersebut berpandangan sejak dini para santri telah menghadapi tantangan di era globalisasi, sehingga perlu sebuah regulasi yang mapan untuk menaungi mereka agar memberi kemudahan dalam proses belajar mengajar.
"Sudah selayaknya pesantren diberikan perhatian lebih oleh pemerintah karena sudah banyak memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara," kata dia.
Baca juga: Hari Santri 2019, NU ingin peran santri jaga kerukunan bangsa
Baca juga: Hari Santri amanatkan sebar Islam kasih sayang
Regulasi yang dimaksud aktivis perempuan PKS ini adalah segera disahkannya undang-undang tentang pondok pesantren. Selain itu, perlu adanya alokasi yang memadai bagi pondok pesantren dan termaktub dalam APBN.
Nantinya program-program pemerintah yang bersinergi pada pembangunan pesantren perlu diperbanyak dan diperluas jangkauannya secara merata di seluruh Indonesia.
Sebagai contoh pengelolaan pertanian, perikanan pesantren, perbengkelan, konveksi dan lain sebagainya untuk meningkatkan keterampilan santri.
"Perlu kita mengingat kembali, bahwa pondok pesantren dan para santrinya telah ada sebelum NKRI merdeka," ujar dia.
Ia menambahkan peran pondok pesantren dan para santri cukup strategis dalam memperjuangkan kemerdekaan RI. Untuk itu, pemerintah perlu memberi perhatian lebih agar melahirkan para penghafal Al Quran yang berkarakter.
Baca juga: Ustadz Yusuf Mansyur dihadirkan pada "Wakaf 1.000 Hafidz" di Sumbar
Baca juga: Universitas Jambi terima 13 hafidz Al Quran 30 juz
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2019